SOSIAL POLITIK

Duuh…Di Garut Masih Ada Gubug Reyot Dihuni 15 Orang

DSC05327

Gapura Garut ,- Warga miskin yang berada di  Desa Harumansari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat  mengharapkan bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) untuk tempat tinggal yang kondisinya kini makin memprihatinkan.

Rumah yang mirip dengan gubug reyot berukuran 3 x 5 Meter namun harus diisi oleh 15 orang jiwa yang terpaksa harus berdesakan saat mereka harus berkumpul dirumah terutama menjelang malam hari.

Kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama, meski program Rutilahu telah didengungkan pemerintah namun sampai saat ini belum pernah mendapatkan bantuan dari guliran program tersebut.

Adalah rumah milik pasangan  Tata (40)  pasangan Eem (35) salah satu warga miskin di Kampung Ciharuman, Desa Harumansari, Kecamatan Kadungora, Garut.

Tata dan keluarga terpaksa harus  menempati rumah berukuran 3×5 meter tersebut dengan belasan anggota keluarganya.

Saat ditemui dirumahnya,  Eem  sang istri dari Tata mengatakan jika dirinya merasa sudah sangat tidak nyaman tinggal dirumah yang lebih pantas disebt gubug tersebut.

“Kami sangat sedih karena rumah  sekecil  ini  harus di huni oleh lima belas orang anggota keluarga saya, apalagi disaat waktu tidur terpaksa  berjejer di tengah rumah dengan belasan tikar “, Kata Eem, Rabu (3/6/2015).

Eem menambahkan keprihatinan keluargnaya semakin lengkap jika musum hujan tiba,  air hujan sudah tidak dapat terbendung lagi   masuk kedalam rumah karena gentengnya sudah pada pecah.

“Kalau musim hujan turun dimalam hari kami, terpaksa begadang  tidak bisa tidur sebelum hujan reda sambil menggendong anak  anak yang masih kecil, dengan kondisi basah kuyup”. ungkapnya.

Eem juga mengaku sudah bosan kedatangan petugas dari  pihak Desa dan dari pihak lainnya  karena setiap ada yang datang selalu rumah di poto dan meminta  surat surat lainnya seperti KK dan KTP tapi sampai sekarang belum pernah ada tindak lanjutnya.

Dengan penghasilan suaminya yang hanya sekitar 40 ribu rupiah sebagai upah buruh tani, sejauh ini tidak akan pernah mampu untuk membangun rumah karena  untuk makan sehari haripun mereka masih  sangat kurang.

“Jangankan untuk membangun rumah, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinyapun   penghasilan sebagai buruh tani serabutan sangat tidak cukup”. paparnya.

Menanggapi hal itu,  LPM  Desa Harumansari Kecamatan Kadungora, Bah Maman  Nirja , mengatakan  pihaknya hanya mendata Rutilahu  dan melaporkannya kepada pihak terkait.

Di Desa Harumansari rumah tidak layak huni ada empat puluh rumah  termasuk rumah Eem, mudah mudahan  program Rutilahu cepat terwujud karena kami sudah sering ditanyakan  oleh warga yang rumahnya sudah  di data.***Kus-kus Markuseu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *