SENI HIBURAN

Jelang Pelantikan Ketua Parfi Garut: Tak Semua Sukses Dirintis Di Kampung Halaman

Formasi grup band “The Yuda’s” (1973), yang pernah bermukim di Kota Garut, saat proses rekaman album pertamanya di “Remaco’ Jakarta. Dari kiri: Sofyan Nasution, Aranny, Endang Rozano, Zally dan Izman. (Dokumentasi: Yodaz)
Formasi grup band “The Yuda’s” (1973), yang pernah bermukim di Kota Garut, saat proses rekaman album pertamanya di “Remaco’ Jakarta. Dari kiri: Sofyan Nasution, Aranny, Endang Rozano, Zally dan Izman.
(Dokumentasi: Yodaz)

Jelang Pelantikan Ketua Parfi Garut: Bagian (5 ) Selesai

Oleh: Yoyo Dasriyo

Ada keunikannya yang terjadi di tahun 1972. Sebuah grup band “The Yudas” dari tanah Riau, pindah markas ke Jl Bank Garut. Grup band yang menampilkan vokalis Arany, Zally (lead gitar), Izman (bass gitar) dan Sofyan Nasution pada drum itu, menempati rumah dinas Kepala BRI Cabang Garut. Mereka menuturi kepindahan tugas Kartisna Yudakusumah manager band-nya, yang berkapasitas sebagai Kepala BRI Cabang Garut.

Dalam album rekamannya yang dirpduksi “Remaco” (1973), “The Yuda’s” tampil dengan dukungan (alm) Endang Rozano peniup saxophone dari Korem 062 Tarumanagara, sebelum digantikan T Idrus Hassan. Warna musik “Yuda’s” pun mirip “The Mercy’s”, yang diwarnai tiupan saxophone Albert Sumlang. Terlebih karena lengkingan suara Arany, berlagu “Semoga Kau Mengerti”, “Hidup Dalam Penjara” maupun “Nelayan Kecil”, mendekati gaya (alm) Charles Hutagalung.

Reputasi Yuda’s sempat mengemuka di percaturan musik, manakala pengakuan Aranny memicu kasus pembajakan hak cipta lagu “Tiada Lagi”, yang melejitkan “Mercy’s”. Kasus itu mencuat, setelah grup “Yuda’s” meninggalkan Garut, dan bermarkas di Cigombong, Bogor. Itu romantika keartisan Asgar, yang menuai kehadiran generasi penerusnya. Namun sukses artis asal Garut hanya sebagian yang berproses di Garut, seperti H Arman Effendy, Rani Soraya, Hana Marlina, Yessy Gasela, Rieke Diah Pitaloka hingga Evy Kusnandar.

Selebihnya, banyak bintang Asgar di dunia film, musik dan lawak, membangun kariernya di luar Garut. Karenanya warga Garut tak mengenal Deswita Maharani, atau Mulan Jameela semasa artis itu berada di Kecamatan Malangbong. Sederet kemasyhuran artis asal Garut lainnya pun, baru dikenali berdarah Asgar, setelah mereka berkelas “bintang”. Berbeda dengan Arman Effendy, yang pernah lama dikenal di pentas hiburan di kampung halamannya, saat memimpin Orkes “Dendang Kelana”.

Sebelum bermain film, Hana Marlina dan Rani Soraya pun, membuka kariernya sebagai penyanyi di Garut. “Saya memilih karier film, karena sadar, potensi saya kurang mendukung untuk jadi penyanyi pop” kata Rani Soraya. Keuletan dalam proses karier seperti itu, dilakukan juga Yessy Gasela dan Lady Avisha. Mereka tekun menggeluti karier sebagai penyanyi, sejak menetap di Garut. Rieke Diah Pitaloka lebih banyak tampil di arena lomba baca puisi, namun berpotensi jadi penyanyi. Bahkan, Rieke pernah membuat album rekaman di Malaysia.

Evy Kusnandar sekian lama aktif bergelut di kancah teater “Bayu” Garut, yang menyalakan semangatnya menembus Jakarta. Hingga kini, kesuburan Garut di kancah keartisan film, sinetron dan FTV, belum mengering. Kondisi seperti itu, terdukung dengan derasnya syuting film dan sinetron di daerah ini. Namun itu bukan faktor dominan, karena sukses karier para bintang Asgar, dicapai dengan perjuangan dan kesungguhannya dalam berprofesi di luar kampung halaman.

Dimanapun jalan karier yang mereka tempuh, tetapi raihan suksesnya bermuara memanjangkan historis sukses keartisan berdarah Garut. Dalam kekinian, citra Garut terdongkrak lagi dengan kejutan sukses film “The Raid”. Film laga yang mendunia itu turut memanjangkan daftar kekuatan Garut, berkait keterlibatan Cecep A Rahman pelakon penting di film itu yang berangkat dari Perguruan Silat “Panglipur” Garut. Itu pembenaran tentang asset Garut, yang tak pernah surut melahirkan bintang di dunia keartisan!

“Akang senang membaca perkembangan keartisan asal Garut, dalam Gapura Indonesia! Karenanya Parfi Garut harus tetap eksis, dan tampil paling depan di Jawa Barat. Saya bangga, begitu membaca kabar isteri Bupati Garut kini tampil memimpin Parfi Garut. Wilujeng…! Nuhun…Bukan tidak mungkin, pamor Parfi Garut bisa lebih mengemuka dibanding Jawa Barat” ungkap Eka Gandara Wk, aktor film mantan Ketua DPD Parfi Jabar melalui telepon, Kamis (19). Siang tadi, Eka berdua isterinya, menghadiri reuni sesama pelaku Umroh tiga tahun lalu, di kawasan Suci Kab Garut ***

(Selesai)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *