PROFIL

Masito Sitorus, Mantan Wartawan Pendiri PARFI Jabar

Sosok aktor (alm) Masito Sitorus (kiri), saat syuting film “Jakarta-Jakarta” (1977) karya (alm) Ami Priyono. Film ini puncak karier Masito Sitorus, mantan insan wartawan dalam dunia film nasional. (Dokumentasi)
Sosok aktor (alm) Masito Sitorus (kiri), saat syuting film “Jakarta-Jakarta” (1977) karya (alm) Ami Priyono. Film ini puncak karier Masito Sitorus, mantan insan wartawan dalam dunia film nasional. (Dokumentasi)

Oleh Yoyo Dasriyo

Di luar sederet nama suradara film kondang berlatar wartawan, tercatat pula nama seorang aktor watak (alm) Masito Sitorus, mantan wartawan yang lama terlupakan dari percaturan keartisan. Masito Sitorus sang aktor temuan (alm) H Usmar Ismail (1950), namanya memang tak sepopuler bintang. Namun sejak hadir sebagai figuran dalam film “Surja”, “Kafedo” serta “Juara 1960”, lelaki berpenampilan keras itu kian akrab dengan penonton film nasional era 1960-an.

Sebaris filmnya tercatat, “Maut Mendjelang Maghrib”, “Anak Perawan Di Sarang Penjamun”, “Detik-Detik Revolusi”, berikut “Toha Pahlawan Bandung Selatan”. Di balik keaktorannya, Masito dikenal humoris dan seba-bisa. Sang aktor pun seorang petinju. Bahkan dalam film “Djuara 1960” karya (alm) Nya Abbas Akup, Masito ditampilkan sebagai petinju bersuasana komedi! Uniknya, ketika napas perfilman nasional berpayung mega mendung, aktor ini pernah menggeluti dunia kewartawanan, hingga tampil sebagai Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi Surat Kabar Mingguan “Free Lance” di Bandung.

Tetapi, Masito yang pernah jadi manager hotel di Jakarta, tak mau berpaling dari dunia film. Aktor dari tanah Batak ini tetap beraksi dalam film era 1970-an, seperti film “Hidup, Tjinta dan Air Mata”, “Hanya Satu Jalan”, ”Anjing-Anjing Geladak”, lalu kariernya berpuncak di film “Jakarta-Jakarta”. Meski film itu tak memenangi pasar, namun “Jakarta Jakarta” karya (alm) Ami Priyono, berjaya sebagai “Film Terbaik” di FFI 1978 Ujungpandang.

Kecuali memenangi gelar terbaik lainnya untuk bidang sutradara, skenario (Ami Priyono/N Riantiarno) dan artistik (Yudi Subroto), film “Jakarta Jakarta pula yang menobatkan (alm) Masito Sitorus sebagai “Aktor Pembantu Utama Terbaik”.Itu kejutan pengakuan untuk aktor, yang berdedikasi tinggi dalam titian panjang karier filmnya.

Jasa Masito yang abadi hingga kini, berupa perjuangan mendirikan organisasi PARFI Bandung dengan kepemimpinan Rachmat Hidayat. Parfi Bandung lalu berganti jadi DPD Parfi Jawa Barat “Masito Sitorus itu orangnya yang banyak berjasa bagi pendirian Parfi Jawa Barat” Itu kesaksian yang diungkapkan (alm) Sup Yusup, pelawak kondang dan pemain film asal Tasikmalaya, dalam sebuah pertemuan anggota Parfi Jawa Barat di Gedung STSI Bandung.

Tulisan kecil ini dikemas untuk mengenang kembali jasa mantan wartawan yang terlupakan, dalam dunia film nasional, dan kelangsungan organisasi DPD Parfi Jawa Barat yang kini ditangani Ny Hj Ainun Azhar selepas kepemimpinan Eka Gandara Wk.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *