korban sodomi garut
HUKUM KRIMINAL

Pelaku Sodomi Dikenal Nakal di Sekolah Hingga DO

korban sodomi garut
Bocah-bocah korban sodomi saat mengadu di Polres Garut, foto ilustrasi

Gapura Garut ,- Pelaku sodomi belasan siswa SD di Kabupaten Garut didrop out dari sekolahnya. Pelaku berinisial F itu sebelumnya tercatat sebagai siswa SMPN 3 Cigedug, Kabupaten Garut.

Kepala SMPN 3 Cigedug, Wawan, menuturkan keseharian F di sekolahnya selalu berbuat onar. Pihak sekolah pun menilai F kerap bolos dan berperilaku kasar terhadap teman-teman sebayanya.

“Tidak ada prestasi akademik yang menonjol. Dia siswa yang nakal,” kata Wawan, Rabu (2/3/2016).

Wawan tak menampik bila keputusan mengeluarkan F dari sekolah yang dia pimpin karena kasus asusilanya. “Keputusan mengeluarkan F itu murni karena dia selalu membuat masalah, sulit diatur, dan tidak pernah mengikuti aturan sekolah,” ujarnya.

Adanya pernyataan yang menyebutkan bila F merupakan remaja nakal, dibenarkan Omah (60), nenek F yang selama ini tinggal bersamanya. Menurut Omah, keluarga besarnya sudah kehabisan akal untuk mengarahkan F.

“Semua upaya sudah dilakukan keluarga, termasuk memasukan F ke pesantren agar dididik lebih baik dari segi agama,” tuturnya.

Riwayat pendidikan F yang sempat dikirimkan ke salah satu pesantren di Tasikmalaya itu dilakukan setelah ia keluar dari kelas 1 Tsanawiyah (pendidikan setara SMP). “Waktu di Tsanawiyah, F beberapa kali naik kelas. Lalu kami memasukan dia ke pesantren di Tasikmalaya dengan harapan dapat menjadi soleh,” ucapnya.

Namun sayang, di pesantren ini F hanya bertahan selama 10 hari saja. Ia memutuskan kabur dari pesantren dan kembali ke rumahnya di Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanegara, Kecamatan Cigedug, Garut.

“Kelakuan F makin menjadi-jadi ketika orang tuanya bercerai,” imbuh Omah.

Iding (45), tetangga F pun membenarkan kelakuan nakalnya tersebut. Bapak dua anak ini pun mengamini jika F selalu bolos sekolah.

“Waktu masih sekolah di Tsanawiyah, dia kelihatan suka keluyuran saat jam pelajaran. Main-main begitu kerjaannya, maka wajar ia tak naik kelas di Tsanawiyah,” tukas Iding. ***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *