Gapura Garut ,- Kawasan hutan Konservasi yang berada diwilayah Kabupaten Garut yang luasnya mencapai 83 persen dari seluruh kawasan hutan di Kabupaten Garut, kini kondisnya sudah sangat kritis.
Menurut Aktivis lingkungan Kabupaten Garut Edi Aviv, dari 83 persen hutan konservasi tersebut hanya tinggal 23 persen saja jika benar-benar dilihat dilapangan.
“Kenyataan dilapangan lahan konservasi di kabupaten Garut hanya tinggal tersisa sekitar 23 persen saja akibat terkena pembalakan liar yang selama ini makin marak terjadi”, Kata Edi saat ditemui Sabtu (31/10/2015).
Edi menegaskan, sedikitnya ada tiga daerah terparah yang menjadi kawasan rawan akibat pembalakan liar yang terus menerus diantaranya di Kecamatan Pakenjeng, Cisompet, Cihurip.
“Setelah di tiga daerah tersebut, kini pembalakan liar telah bergeser ke daerah Cikelet, bahkan ironisnya dikawana hutan konservasi tersebut kini terdapat ruas jalan sepanjang 6 KM yang menghubungkan jalur Cigalontang-Cikelet menuju Kecamatan Pakenjeng”, Ungkapnya.
Edi menduga tujuan dibangunnya jalur tersebut sengaja dilakukan untuk membuka jalan bagi perkebunan milik pribadi dengan mengorbankan hutan konservasi dikawasan tersebut.
Sementara itu pihak Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, lanjut Edi sejauh ini telah mengetahui dan menyaksikan langsung rusaknya hutan konservasi yang sangat parah.
“Pihak Dinas kehutanan telah menyaksikan sendiri rusaknya hutan koservasi kita ini, bahkan Bupati dan Wakil Bupati Garut sendiri telah melakukan pemantauan dan sempat membuat tugu ditengah-tengah hutan konservasi sebagai bentuk kecaman terhadap perambahan hutan”, Tuturnya.
Namun setelah upaya pemantauan oleh Bupati dan wakil Bupati Garut hingga memasuki empat bulan terkhir ini, pihak Pemkab Garut masih belum melakukan tindakan tegas terkait maraknya ilegal loging.
“Kami belum melihat upaya serius berupa tindakan riil dilapangan terkait perambahan liar dengan maraknya ilegal logng tersebut, padahal sudah hampir empat bulan sejak pemantauan yang dilakukan Bupati dan wakil Bupati Garut disejumlah lokasi kerusakan”, Tandas Edi dengan nada kecewa.***Irwan Rudiawan