Gapura Garut ,- Nasib Ny. Oneng (57) warga Kampung Bojongloa RT/RW 02/04 Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, terlihat hanya bisa pasrah saat penyakit kangker Payudara yang dideritanya terus menggerogoti kekebalan tubuhnya.
Istri dari Arbi (105) tersebut nasibnya sangat memprihatinkan, meski sudah dijamin oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) melalui kepemilika kartu Jamkesmas, nasib pasien dari kalangan keluarga tidak mampu ini tetap saja masih harus menghadapi kendala, khususnya jika harus berobat ke luar daerah.
Oneng kini sudah tidak berdaya, hanya bisa duduk dan berbaring di atas kasur, tubuhnya kurus kering, tangan sebelah kanannya terus membengkak, wajahnya pucat saat berbicara nafasnya tersenggal senggal seperti habis berjalan jauh kehabisan tenaga.
Untuk memenui kebutuhan sehari-hari seperti keperluan makan dan minum sekalipun Oneng kini hanya mengandalkan bantuan sang anak satu satunya Uro Mulyono ( 25).
Dengan pekerjaan searabutan Uro Mulyana juga telah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu Ibundanya tercinta, namun apa daya kemampuan yang sangat kurang dan sangat terbatas mengharuskannya meminta bantuan sejumlah tetangganya.
Sementara itu Arbi suami Ny. Oneng semenjak lima tahun terakhir ini sudah tidak produktif lagi menghasilkan uang karena matanya sudah tidak dapat melihat lagi terlebih dengan usinya yang sudah usdzur.
Saat dihubungi dirumahnya, Oneng mengatakan gejala sakit kanker payu dara menyerangnya pada tahun 2014 . Awalnya payudara disebelah kanan ada benjolan sebesar telor puyuh dibarengi sakit yang sangat hebat.
“Waktu itu tiba-tiba ada benjolan dibagian payu dara kanan saya dan rasanya sangat sakit jika tersentuh, saya membiarkannya dikirain sakit biasa saja, namun hingga beberapa hari kemudian sakitnya semakin terasa sangat luar biasa”, Kata Oneng dengan nafas tersenggal senggal. Sabtu (3/10/2015).
Menurut Novi salah seorang tetangga Oneng menambahkan, setelah merasakan sakit yang terus menerus menyiksanya, akhirnya Oneng memeriksakan diri ke Klinik didekat tempat tinggalnya.
“Waktu diperiksa ke Klinik disini kemudian Oneng dirujuk ke RSUD Dokter Slamet, hasil dari pemiksaan di RS Slamat ternyata Oneng harus di dibiopsi selama tiga bulan, dan selama menunggu tiga bulan payudara Oneng terus membesar, Ia juga tiap malam tidak bisa tidur karena harus merasakan sakit di payudaranya”, Papar Novi.
Novi menambahkan, pihak keluarga baru mendapatkan kabar dua minggu terakhir ini, jika ternyata hasil Biopsi, Oneng mengidap penyakit kanker payudara.
“Pihak RS Dokter Slamet Garut merujuknya ke RS Hasan Sadikin Bandung karena di Garut tidak memiliki cukup peralatan untuk menanganinya, pihak keluarga saat itu juga sudah langsung membawanya ke RS Hasan Sadikin dengan biaya untuk ongkos hasil sumbangan dari tetangganya melalui Ketua Rw disini”, Ungkanya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di RS Hasan Sadikin Bandung ternyata Oneng harus berobat jalan selama enam kali secara terus menerus tidak boleh terhenti, namun lagi-lagi karena alasan tidak ada biaya, baru mejalani dua kali berobat jalan sudah terhenti karena tidak mampu lagi untuk mencari biaya bulak balik ke Bandung.
“Kami juga hanya biasa kasian saja, kanker di payudaranya makin membesar, setiap malam tidak bisa tidur karena menahan sakit dan mulai mengeluarkan bau tak sedap”, Ucap Novi
Oneng hanya berharap ada kepedulian khusus dari pihak manapun termasuk pemerintah untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan biaya untuk meneruskan berobat ke di RS Hasan Sadikin Bandung.
“Saya sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit di payudara ini”, Ucap Oneng lirih
Sementara itu, bagi para donatur yang berniat untuk membantu guna menutupi kebutuhan biaya berobat Oneng ke RS Hasan Sadikin Bandung bisa menghubungi ketua RW 4 Kampung Bojongloa, Desa Salakuray, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut , atau dapat menghubungi Nomor Kotkan HP 081 323 808 072 atas nama keluarga Oneng.***Kus Kus Markuseu