USAHA PRODUK

Sukses Rintis Usaha Konveksi, Dari Satu Meter Kain Beromset Jutaan Rupiah

Kang Iki Bersama Para Karyawan Sedang Mengerjakan Pesanan Konsumen
Kang Iki Bersama Para Karyawan Sedang Mengerjakan Pesanan Konsumen, Foto Nandang

Gapura Garut – Sering kali orang beranggapan bahwa untuk memulai usaha harus memiliki modal yang besar. Padahal, tidak selamanya usaha itu diukur dengan uang banyak atau modal banyak.

Seperti pengalaman Kang Iki , pengusaha konveksi kelahiran 18 Maret 1988. Ia tergolong sukses menekuni bidang usahanya.

Dengan modal awal 1 meter kain atau bahan pakaian yang dirintisnya, ia kini mengelola usaha konveksi dengan omset terus merangkak nail.

Kepada gapuraindonesia.com, Kang Iki menuturkan, mulanya ia tertarik merintis usaha konveksi ini saat harus membantu saudaranya diperusahaan konveksi.

“pada saat itu banyak kain sisa yang tidak digunakan lagi, lalu ada sehelai kain ukuran 1 meter diminta untuk dibawa pulang, nah dari sanalah saya coba-coba buat baju anak kecil, yang hasilnya cukup bagus, dan akhirnya setiap ada kain sisa selalu saya kumpulkan dan dipermak menjadi sebuah baju yang siap pakai dan saya coba jual,” kenangnya

Kini Kang Iki mulai terkenal dan banyak mendapat pujian cukup memuaskan dari para konsumen.

“Banyak yang menyukainya dan selalu memesan pakaian sama saya, dari situlah sedikit demi sedikit terkumpulah modal hasil penjualan yang saya sisihkan untuk membeli bahan baru,”tuturnya.

Namun, saat itu diakui Kang Iki tidak langsung memulai usaha, karena dia masih disibukkan membantu saudaranya.

Baru memasuki tahun pertama bekerja, tepatnya 2011, barulah Kang Iki memberanikan diri memulai usaha jasa pembuatan baju.

Pada saat memulai usahanya, Dia hanya bermodalkan 1 meter kain utuh yang dibelinya dari uang hasil pembuatan baju dari kain sisa.

“Kebetulan, ada saudara dibandung, dekat dengan pusat kota. Jadi, saya mulai kepikiran, kenapa enggak saya mulai usaha saja? Jadi, saya bisa minta tolong dengan saudara saya untuk buat baju di pusat Kota Bandung.”tuturnya.

Nah, barulah saya mulai. Lanjut Kang Iki yang mengaku tidak memakai modal apa-apa.

“Modalnya, pembayaran di muka (panjar) dari pemesan baju dan modal kepercayaan. Waktu itu, sudah ada dua konsumen yang order baju sama saya,” tutur anak keempat dari empat bersaudara ini.

Hasil dari pesanan pembuatan baju yang pertama itu Kang Iki menggunakannya untuk modal pembuatan baju selanjutnya.

Dia pun mulai memasarkan usahanya keberbagai Toko, Distributor dan Pasar.

“Niatnya untuk menambah uang saku. Jadi, saya mesti jemput bola dari tempat ke tempat. Hasilnya, lumayan. Pesanan semakin banyak sampai akhirnya tahun 2012 saya membuka unit usaha Konveksi sendiri dari membeli mesin jahit pertama hingga sampai saat ini sudah 25 mesin jahit dan 25 mesin border,” tutur Kang Iki.

Tahun 2013, Kang Iki mengalami jatuh  dan terpuruk dalam usahanya hingga kandas.

Tapi itu tidak membuatnya patah semangat. Kang Iki bangkit lagi dengan membangun usahanya dari awal.

“Kalau dulu saya bisnis to customer , sekarang sudah bisnis to bisnis. Saya pergi ke perusahaan-perusahaan untuk menawarkan jasa pembuatan baju,” ucap pemuda yang akrab disapa aa .

Dari sejak itulah, usaha yang digeluti Kang Iki mulai menunjukkan titik terang. Pesanannya semakin banyak, bahkan sejumlah perusahaan besar di Bandung sudah berlangganan dengannya. Tidak hanya dari dalam kota saja, namun juga datang dari customer yang berada di luar kota, seperti Jakarta, sukabumi, Tangerang, Jawa Timur, Surabaya dan lainnya.

Tak tanggung-tanggung Omset yang didapat Kang Iki dari hasil usahanya mencapai Rp. 75 Juta /Minggunya, dan mampu menggaji karyawannya 35 juta/ Bulan dari total karyawan sebanyak 15 orang.

Pria yang juga lahir dikota intan tepatnya di Kampung Sindang Singlir Desa Cimareme Kecamatan Banyuresmi Kabupaten Garut ini mengaku, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, tidak hanya menjaga kualitas produknya, tapi juga memberikan pelayanan yang terbaik seperti menjamin penyelesaiannya tepat waktu. Tidak hanya itu, agar produk yang dijual ingin dikenal banyak orang, dia juga harus rajin-rajin menjemput bola.

“Kalau sudah begitu, kita enggak akan takut dengan saingan, karena orang akan percaya dengan produk yang kita buat,” tutur Kang Iki. ***Nandang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *