USAHA PRODUK

Curah Hujan Tinggi, Produksi Gerabah Purwakarta Menurun

Seorang perajin sedang membuat gerabah disentra Keramik Anjun Plered Purwakarta, foto Alex

Gapura Purwakarta ,- Para perajin gerabah di sentra keramik Anjun Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan menurunnya produksi gerabah mereka. Penurunan tersebut akibat  curah hujan yang masih cukup tinggi diwilayah tersebut sehingga para perajin kesulitan untuk menjemur gerabah dibawah terik matahari.

“Karena jasa pembuatan gerabah (keramik) ini lebih mengandalkan sumber energi matahari untuk proses finishing, sehingga saat waktu hujan susah untuk melakukan pengeringan,” Kata Yudi  salah seorang perajin gerabah di Sentra Keramik Anjun Purwakarta saat ditemui, Jumat (10/2/2017).

Sejauh ini kata Yudi untuk menyiasati cuaca yang masih dilanda musim hujan ini, ia dan para perajin lainnya terpaksa melakukan pengeringan dengan mengandalkan tiupan angin yaitu menyimpan gerabah hasil proses pembuatan diruang terbuka.

“Proses ini memakan waktu sebulan. Kalau dijemur dibawah terik matahari bisa dua pekan sudah selesai,” ungkapnya.

Yadi menambahkan biasanya usai dijemur gerabah-gerabah yang dihasilkan para perajin kemudian dimatangkan dengan dimasukan kedalam tungku pembakaran. Setelah proses finishing barang-barang tersebut kemudian dipasarkan kesejumlah daerah di Indonesia.

Pada cuaca normal ia dapat memproduksi ratusan gerabah beragam jenis seperti pot bunga, celengan, guci dan lainnya dibanderol bervariasi dari termurah Rp 20.000, Rp 300.000 bahkan hingga jutaan rupiah.

“Ini kendala dihadapi perajin keramik. Musim penghujan menurunkan produksi 10 persen berakibat ke omzet berkurang,” pungkasnya.***Alex

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *