USAHA PRODUK

Geliat Kopi Garut, Picu Peningkatan Luas Lahan Kebun Kopi

Pemetik Kopi Garut, foto istimewa
Pemetik Kopi Garut, foto istimewa

Gapura Garut ,- Geliat petani Kopi Kabupaten Garut mulai kembali gairah, menyusul para penggiat kopi Garut saat ini kembali aktif dalam mempromosikan dan memasarkan kopi Garut di berbagai bentuk dan kemasan serta inovasi dalam pengolahan hasil panen kopinya.

Berdasarkan catatan yang ada di dinas Perkebunan Kabupaten Garut, sedikitinya sekitar 4000 hektare lahan di Kabupaten Garut telah ditanami pohon kopi dengan berbagai jenis. Ada jenis Kopi  Arabica, Robusta, dan Exelsa.

Dari ketiga jenis kopi yang ada di Garut tersebut, ternyata hanya dua jenis kopi saja yang menjadi fokus para petani kopi yaitu jenis kopi Arabica dan Robusta, denga lokasi perkebunan kopi tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.

Menurut Haeruman Kepala Bidang Bina Produksi, Dinas Perkebunan Kabupaten Garut menyebutkan, untuk kopi jenis kopi arabica terdapat di 26 kecamatan dan kopi Robusta berada di 37 kecamatan.

“Luas lahan yang ditanami kopi jenis  arabica, berdasarkan data statistik yang dikeluarkan di tahun 2014 terdapat 1438 hektare dengan hasil  produktif, sedangkan jenis kopi robusta ada 536 hektare lahan yang produktif serta sisanya belum menghasilkan bahkan mati”, Kata Haeruman saat ditemui Senin (29/8/2016).

Ia menjelaskan untuk jenis arabica, di Kabupaten Garut  para petani menanam paling rendah di ketinggian 700 MDPL dan tertinggi di ketinggian 1600 MDPL. Sedangkan untuk jenis Robusta, petani lebih memilih menanam di dataran rendah sesuai dengan varietasnya.

“ karena untuk jenis Kopi robusta dan arabica juga  dipengaruhi oleh ketinggian dan tata cara  pengolahan tanamannya  juga,”Ujarnya.

Haeruman menambahkan jenis kopi arabica di Garut ada tiga varietas kopi yang ditanam petani, yaitu Lini S-795, Sigararutan, dan USDA. Sedangkan untuk kopi robusta merupakan varietas lama yang usianya sudah puluhan tahun dan masih ada serta dikembangkan oleh petani hingga saat ini.

“Untuk kopi Garut yang paling disukai tentunya arabica, khususnya yang berasal dari Kawasan Papandayan apalagi yang jenisnya kopi kuning. Bisa dikatakan kopi arabica Garut ini sudah mendunia, seperti saat mengikuti pameran di Norwegia, mereka yang berkunjung stand Garut sangat menyukai kopi Garut karena lidahnya cocok,” Tuturnya.

Ada sekitar tujuh negara Kata haeruman, yaitu Portugal, Italia, Abu Dhabi, Korea, Tiongkok, Belanda, dan Prancis yang sengaja datang menjajaki lapangan kopi Garut. Selain melihat dari dekat perkebunan kopi, mereka juga sempat mencicipi kopi Papandayan yang diolah pengusaha di Bayongbong dan melakukan uji citarasa yang  diakuinya sangat berkelas.

“Ada perbedaan rasa kopi dari Papandayan, lebih enak dan gurih karena ditanam di sekitar gunung api Papandayan, dan di wilayah Bandung pun ada yang sama yang lokasinya sekitar Papandayan juga. Di wilayah lain diluar Papandayan seperti Cikuray, Talaga Bodas dan lainnya memang ada, tapi yang betul-betul menjadi unggulan adalah Papandayan,” ucapnya.

Kopi di Garut, lanjut Haeruman, saat ini menjadi salah satu komoditas unggulan  setelah akar wangi sehingga kualitas kebunnya saat ini mengalami peningkatan hingga o,8 persen. Namun untuk kualitas kopinya sendiri, kondisi cuaca sedikit banyak memberikan pengaruh termasuk dalam proses pemeliharaannya.

Saat ini, diakui Haeruman, penyuka kopi dari sejumlah Kota besar ditanah air banyak yang mencari jenis kopi arabica kuning dari Papandayan. Dimana yang membedakannya kulit arabika kuning Papandayan ini berwarna kuning, ukurannya besar, dan berada disekitar  Cikandang, Desa Sirnajaya, dimana saat ini tengah diteliti dan akan dilepas pada tahun depan.

Sementara itu salah seorang penggiat kopi Garut, Agus Ebod mengakui jika belakangan ini Kabupaten Garut sedang trend dengan kopi arabica kuning Papandayan.

“Iya lagi banyak yang mencari dan peminatnya juga banyak. Kemarin dalam pameran produk unggulan di Bandung bersama Bank BJB, saya membawa sample jenis kopi kuning hanya butuh waktu beberapa saat saja sudah habis terjual, “ungkapnya.

Agus juga optimis, kopi Garut akan kembali berjaya dan terus menembus pasar luar negeri dengan catatan semua pihak terkait memiliki komitmen yang sama untuk membesarkan produk ungulan Garut jenis kopi ini.

“Ini butuh komitmen dari semua pihak sehingga produk unggulan berupa kopi Garut ini kembali mendunia tidak hanya diakui kopinya saja, tetapi juga daerah penghasilnya juga dengan pendekatan pengelolaan oleh pengusaha lokal tidak hanya mampu menjual kopi mentahnya saja”, Tandasnya.***Margogo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *