Gapura Ciamis ,- Tingginya harga daging ayam ditingkat pengecer atau pedagan daging ayam di sejumlah pasar di Kota-kota besar ternyata tidak sebanding dengan harga jual ternak ayam di tingkat peternak yang berada diwilayah Kabupaten Ciamis. Para peternak ayam pedaging Kabupaten Ciamis selama ini menjadi pemasok kebutuhan ayam pedaging disejumlah kota besar terutama kota-kota di Jawa Barat.
Sejumlah peternak ayam pedaging Kabuaten Ciamis mengeluhkan jika harga jual daging dipasarn yang saat ini terus merangkak naik mendekati bulan Ramadhan ternyata tidak terjadi ditingat pemasok ternak ayam atau para peternak itu sendiri.
“harga dipara ternak tetap saja bahkan cenderung tidak akan terjadi kenaikan meskipun harga daging ayam dipasaran sudah mulai merangkak naik”, Kata Rosid Rido, peternak ayam pedaging Ciamis, Senin (16/5/2016).
Menurutnya, kenaikan harga daging ayam yang mulai merangkak naik menjelang bulan puasa di sejumlah pasar saat ini ternyata bukan semata-mata disebabkan oleh harga produksi di tingkat peternak atau stok unggas yang menipis.
“terjadinya kenaikan harga karena ada ulah para broker yang seenaknya menaikan dan menurunkan harga daging ayam ke tingkat pengecer, bahkan patut diduga banyak spekulan yang memainkan harga terutama untuk wilayah ibu kota dan kota besar”, Ungkapnya.
Sementara itu berdasarkan pantauan dilapangan saat ini harga daging ayam mulai merangkak naik dikisaran 34 ribu hingga 36 ribu rupiah perkilo garamnya. Padahal satu pekan sebelunya harga daging ayam berada di kisaran 32 ribu hingga 33 ribu perkilo gramnya.
Naik turunnya harga daging ayam tersebut bagi para peternak dirasakan tidak berpengaruh signifikan karena selama ini para peternak menggunakan sistem makloon dan tergantung dari prestasi setiap peternak terhadap hasil ternaknya.
Sedikitnya ada 12 ribu peternak kecil di kabupaten Ciamis yang kini bergantung kepada 20 perusahaan peternakan besar dengan sistem makloon.
Menurut sejumlah peternak ayam, biaya untuk satu kilogram daging ayam berkisar antara 18 ribu dengan rincian terdiri dari harga bibit 6000 per ekor dan harga pakan 7500 perkilonya serta ditambah biaya obat/ 1000 perekor serta biaya upah 1000 per-ekornya.
Untuk mencapai bobot ayam satu kilogram, dibutuhkan 1,6 kilogram pakan sehingga jika dikalkulasikan biaya produksi untuk mencapai bobot ayam 1 kilogram sebesar 18 ribu dalam jangka waktu normal selama 25 hari.
Sementara harga jual dari kandang ke pihak broker sebesar 19 ribu hingga 20 ribu perkilonya. Selain ulah para broker, untung ruginya para peternak ditentukan oleh nilai dolar yang berimbas kepada harga pakan yang mayoritas mengandalkan impor dari luar.***Dedi Kuswandi