SENI HIBURAN USAHA PRODUK

Ketangkasan Domba Garut, Primadona Kebanggaan Warga Menengah Keatas

domba garut

Gapura Garut , – Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia (HPDKI ) Padepokan Pusaka Balarea di Kecamatan Leles Kabupaten Garut, Jawa Barat, adalah salah satu dari sekian banyak padepokan Domba Garut yang tetap eksis dan berpegang teguh terhadap budaya warisan leluhurnya dengan tetap melestarikan keberadaan Domba Garut melalui seni Laga ketangkasan Domba unggulan tersebut.

Salah satu wujug melestarikan keberadaan habitat Domba Garut tersebut, Padepokan Domba Garut  Pusaka Balarea Kembali menggelar seni laga ketangkasan Domba Garut yang berlangsun dipamidangan Pusaka Balarea Kampung Babakan Muncang, Desa Ciburial, Kecamatan Leles Garut.

Menurut  Ian (45) Ketua Panitia Penyelenggara kegitan tersebut, pihaknya setiap dua minggu sekali tetap melaksanakan kegiatan pelesatarian budaya warisan leluhurnya dengan senantiasa mengadakan laga ketangkasan Domba Garut.

“Tidak kiurang dari 200 ekor Domba Garut unggulan selalu mengikuti kegiatan ini, mereka pun datang dari berbagai kecamatan dikabupaten Garut, bahkan kadang datang dari luar kabupaten”. Ungkapnya saat dijumpai disela-sela kegiatan ketangkasan Domba Garut, Minggu (31/8/2014) lalu.

Ian menambahkan peserta biasanya datang  dari  Majalaya ,Bandung ,Ciamis ,Tasikmala dan daerah lainnya.

“Selain menjajal ketangguhan Domba Garut yang dimilikinya, para peserta biasanya memang sengaja memamerkan  Domba peliharaannya untuk diperjual belikan diantara sesama penggemar Domba Garut”. Paparnya.

Saat ini para penggemar Domba Garut, lanjut Ian, tidak hanya dominasi kaum laki-laki, melainkan juga kaum  perempuan dari berbagai starta sosial.

“Saat ini penggemar Domba Garut telah menjadi bagian dari gengsi kalangan menengah keatas, karena pemilik Domba Garut rata-rata kalangan berduit dan tidak hanya kaum laiki-laki melainkan juga kaum perempuan mulai menggemarinya”. Imbuhnya.

Ian menambahkan Laga Ketangkasan Domba di arena ini bukan mencari juara tapi hanya sekedar  hiburan dan menaikan pamor masing-masing Domba peliharaan itu. Peserta biasanya mencari lawannya sendiri yang sebadan dan layak dipertandingkan.

“Ini semua ada kelasnya tidak sembarangan tanding,  ada kelas A, kelas B ,dan ada juga Kelas C, peraturan dalam seni ketangkasan laga domba ini juga tetap mengacu pada ketentuan yang telah disepakati di HPDKI, dimana batasan jumlah pukulan kelas A jumlahnya mencapai  20 kali, untuk kelas B 15 kali dan untuk kelas C maksimal 10 kali pukulan ,aturan ini dimaksudkan agar domba tidak terluka”. Jelasnya.

Kepuasan tersendiri akan diperoleh oleh masing-masing pemilik Domba Garut, jika Domba yang dipertandingkan berhasil keluar sebagai pemenang, dengan diiringi musik khas gamelan pencak silat, para pemilik domba juga suka cita ikut ngibing atau joget mengikuti iringan gamelan pencak silat.

Namun masih disayangkan, minat dan antusias para penggemar laga domba Garut ini, tidak sebanding sarana dan prasaran termasuk  tempat pamidangannya yang masih sangat sempit.

Tidak ada lahan parkir yang memadai sebagai sarana penunjang dilokasi pamidangan tersebit. Dengan sangat terpaksa puluhan mobil para penggemar laga Domba ini haru diparkir memanjang dijalan menuju akses kekawasan tersebut.

Meski lokasi pamidangan tersebut terbilang sempit dan kurang memadai, namu  Ade Badi (45) dan Aceng (36)  bagian dari penggemar Domba Garut, Warga Kampung Salamnunggal, Leles tetap saja selalu setia ikut serta dalam kegiatan tersebut dengan membawa Domba miliknya yang dibernama Super.

Diakui Ade, Domba miliknya sudah menembus pasaran harga Domba Garut hingga mencapai 40 juta rupiah, ” saya datang ke arena ini bukan untuk mencari lawan buat Domba saya karena belum cukup umurnya untuk bertanding,ini hanya untuk meramaikan saja dan membiasakan Domba supaya bisa  beradaprtasi denga domba yang lain”. ungkapnya.

Lain halnya denga Dede (50) yang juga menjabat Kepala Desa Haruman Kecamatan Leles ini  Kabupaten Garut. Ia membawa dombanya yang bernama si Layung dengan harga 35 juta rupiah. Sementara  Aceng dalam kesempatan itu membawa domba yang bernama si Jalak seharga 30 juta rupiah. Keduanya siap mempertandingkan Domba miliknya untuk menjajal ketangguhan masing-masing Domba kebanggaan yang dimiliknya.***Kuskus Markuseu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *