SOSIAL POLITIK

Penghuni Rumah Yatim Ruhama Dapat Bantuan Kacamata

Gapura Garut ,- Lembaga Amil Zakat Nasional  Bangun Sejahtera Mitra Umat ( LAZNAS BSM UMAT) gelar Bakti sosial di Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan menyasar ke sejumlah anak yatim dan dhuafa.
“Baksos ini digelar berkat kerja sama LAZNAS BSM Umat bersama Yayasan Rumah Harapan Bersama (RUHAMA) dan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Jakarta Raya. Baksos diisi kegiatan pemeriksaan mata dan pembagian kacamata gratis.”kata Rizqi Okto Priansyah Direktur Eksekutif LAZNAS BSM Umat, Kamis (14/12/2017).

Rizqi menegaskan, fokus baksos ini adalah pemberian bantuan pengobatan mata untuk semua masyarakat atau anak-anak yatim dan dhuafa.

“Melalui tenaga-tenaga ahli yang ada di Ikatan Refrasionis Optisen Indonesia (IROPIN) Cabang Garut ini, diharapkan bisa memeriksa kesehatan mata anak-anak di sini,”ungkapnya.

Rizqi juga mengungkapkan, baksos ini dilakukan semata-mata untuk membantu para siswa yang mengalami gangguan fungsi penglihatannya agar terap bisa merasa nyaman saat belajar.

“Kami siapkan kacamata gratis untuk diberikan kepada anak-anak, pelajar, yang mengalami gangguan pada penglihatannya, agar mereka tetap semangat untuk belajar,” harapnya.

Sementara itu wakil bupati Garut dr Helmi Budiman yang turut hadir di acara baksos berharap dengan kegiatan ini, banyak siswa siswi yang terbantu, karena banyak diantara mereka tidak sadar akan kelainan mata yang mereka miliki.

Wabup pun menambahkan Pemeriksaan mata ini diharapkan bisa membantu mereka untuk mengantisipasi kelainan penglihatan sejak dini. 

“Mengingat gejala pada penglihatan ada berbagai macam baik dari faktor bawaan maupun faktor kebiasaan yang memicu adanya kelainan gangguan mata. Semoga baksos ini bisa bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.”ujarnya.

Menurutnya baksos LAZNAS BSM Umat ini berlokasi di Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut. Dengan melibatkan 100 anak yatim dan dhuafa yang diberikan kacamata gratis.

“Ini dilakukan dalam tiga tahap. Tahapan pertama pemeriksaan mata (screening) dilakukan pada semua siswa kelas 5 dan 6 di beberapa SD. Kemudian, guna mendapatkan hasil yang lebih akurat, maka dilakukan screening tahap kedua yang dilakukan di kantor RUHAMA. Anak-anak yang hadir pada screening kedua adalah mereka yang memiliki tingkat gangguan mata cukup parah.”tuturnya.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *