SOSIAL POLITIK

Derita Kanker Payudara Gadis Belia Ini Butuh Bantuan Pengobatan

Gapura Garut , – Nasib gadis belia bernama Yuliani (17), pelajar kelas 3 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Garut, Jawa Barat ini benar benar harus menahan derita panjang.

Yuliani hanya bisa pasrah terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet, Garut, akibat benjolan nyaris sebesar bola futsal, menyembul di bagian payudaranya sebelah kirinya.

“Awalnya ibu saya yang menemukan setelah dia mandi,” kata Siti Nurkiimah, kakak kandung Yuliani saat ditemuia di RSUD dr. Slamet, Sabtu (9/12/2017).

Menurutnya saat itu, Yuli mengeluhkan adanya benjolan dan rasa sakit di payudara sebelah kiri persis dekat ketiak.

“Sebenarnya Oktober tahun lalu sudah dioperasi, namun kembali tumbuh dan semakin membesar,” ungkapnya.

Awalnya paska operasi itu, ia menduga jika penyakit yang menyerang adiknya itu sembuh total, namun sekitar empat bulan kemudian, justru tumbuh kembali dan semakin membesar. 

“Saya sendiri belum bisa pastikan apakah kanker atau kelenjar mamae,” kata dia.

Beragam pengobatan tradisional dan herbal sudah pernah dilakukan, namun belum membuahkan hasil. “Kemarin bahkan di luar bekas operasian keluar nanah dan darah, makanya panik langsung dirujuk ke sini,” ujarnya.

Siti mengakui beban biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan adiknya tidaklah sedikit. “Istilahnya rumah pun yang bagian dapur sudah dijual yang penting Yuli sembuh,” kata dia.

Dari keterangan pengajar, anak ketiga pasangan Eman Sulaeman (50) dan Yusmiati (47) ini, termasuk siswa berprestasi di sekokah, bahkan beberapa kali terpilih mewakili sekolahnya termasuk kontingen kabupaten Garut.

“Paling menonjol di bidang seni khususnya puisi,” ujar salah satu pengajar Yuli yang enggan disebutkan namanya.

Kini paska mendapatkan perawatan rumah sakit, warga Kampung Ranca Wareng RT 02 RW 16, Desa Bungbulang, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini berharap ada pihak yang mau membantu biaya perawatan adiknya.

“Ibu jualan sayuran (masakan) keliling ke pasar, sedangkan ayah saya hanya sopir truk,” ujar Siti menambahkan.

Camat Bungbulang Heri Hermawan mengakui awalnya pasien mendapat kesulitan pengobatan akibat keterlambatan pembayaran BPJS, namun akhirnya ia bantu. “Sudah tidak ada masalah itu (BPJS) beres semua,” ujarnya.

Menurutnya, pasien Yuli terbilang pelajar aktif dan pandai selama di sekolah. “Kemarin saja infonya masih ujian, bahkan beberapa waktu sebelumnya masih mengikuti lomba puisi tingkat Jawa Barat,” ujarnya.

Namun, untuk urusan kesehatan yang mengerogoti tubuhnya, ia terbilang pemalu untuk menyampaikannya le pihak guru bahkan dirinya selaku Camat. “Memang anaknya terlihat mandiri tidak mau diketahui bahwa dia sakit,” ujarnya.

Berdasarkan literatur, kelenjar payudara yang ada di ketiak ini sebetulnya kelainan kongenital atau bawaan. Pertumbuhan kelenjar payudara dimulai sejak sebelum bayi lahir. Tahap pertumbuhannya mulai dari atas sampai bawah, misalnya di bagian ketiak, perut, dada, payudara, dan sebagainya.

Pada beberapa kasus ditemukan benjolan kelenjar payudara tumbuh di luar payudara sendiri. Biasanya kelenjar payudara tersebut tumbuh atau ada di ketiaknya atau yang biasa disebut mammae asesoria.

Sebetulnya tumbuhnya kelenjar payudara di ketiak itu sejak dia masih dalam kandungan. Namun keberadaannya baru terasa membesar setelah wanita itu mengalami pubertas yaitu pada saat payudaranya mulai tumbuh atau membesar.

Di tengah proses medis yang tengah dihadapi adiknya. Siti, sang kakak berharap ada pihak lain yang bersedia membantu biaya pengobatannya. “Mau bagaimana lagi memang kondisinya sudah begini,” ujar dia. Anda terketuk untuk membantu.***JSN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *