SOSIAL POLITIK

Penunjukan Ketua Apdesi Purwakarta Ciderai Demokrasi


Gapura Purwakarta ,- Penunjukan langsung Asep Anwar Sadat sebagai Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Purwakarta oleh Bupati dianggap cacat hukum.

“Jabatan Ketua Apdesi menjadi sangat penting dalam konteks pembinaan dan pengayoman para kepala desa di wilayah bersangkutan. Jika proses pemilihannya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku, ini bisa dianggap menciderai demokrasi,”ujar Pengamat Kebijakan Publik di Purwakarta, Darius Hutagalung, kepada sejumlah awak media, kemarin

Menurutnya, selain tidak menjunjung tinggi nilai demokrasi, penunjukan ketua organisasi wadah para kades ini juga dinilai bertentangan dengan ketentuan yang termaktub dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Apdesi.

Bang Galung, begitu dia biasa disapa juga mengatakan, pihaknya mendapat informasi perihal penunjukan secara langsung untuk jabatan ketua Apdesi Purwakarta oleh Bupati Purwakarta pada kesempatan silaturahmi para kades di Aula Janaka, lingkungan Setda Kabupaten Purwakarta, Selasa (14/2) lalu. 

Dalam pertemuan tersebut kata dia, Bupati terang-terangan menunjuk secara langsung untuk ketua Apdesi Purwakarta kedepan harus dijabat oleh Anwar Sadat, Kades Cibeber Kecamatan Kiarapedes.
“Kalau itu benar, jelas berbenturan dengan ketentuan yang ada di Apdesi itu sendiri. Pemilihan ketua Apdesi itu ada ketentuannya, ada prosedurnya. Jadi kalau informasi penujukan ini benar, jelas melanggar peraturan organisasi Apdesi itu sendiri,” kata dia, Rabu, (15/2).

Ia meminta, para kades dan aktifvis desa harus bersikap kritis. Jangan sampai, organisasi wadah untuk bertukar pikiran dan mengembangkan gagasan pengembangan desa dipimpin oleh pihak yang belum jelas visi dan misinya kedepan.

“Kalau sesuai prosedurkan kita bisa tahu, visi-misinya apa, motovasinya apa, dan menawarkan program kerja seperti apa. Jika sesuai ketentuan, kita bisa memilih calon-calon yang dianggap mampu membawa Apdesi kedepan jauh lebih baik serta bisa memberdayakan desa-desa di Purwakarta. Jangan sampai muncul istilah membeli kucing dalam karung,” kata dia.***Alex

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *