SOSIAL POLITIK

Korban Banjir di Ciamis Keluhkan Minimnya Perhatian Pemerintah

Para relawan saat menyeyerahkan bantuan peralatan sekolah bagi para siswa sekolah, foto Dedi
Para relawan saat menyeyerahkan bantuan peralatan sekolah bagi para siswa sekolah, foto Dedi

Gapura Ciamis ,- Warga korban banjir di dusun Kubangpari,  Desa Kubangsari,  Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis hingga kini masih merasakan bagaimana bencana banjir tersebut melanda kampung mereka sampai berulang hingga tiga kali dilanda banjir dalam satu tahun terakhir ini.

Banjir yang dipicu tingginya intensitas curah telah membuat  sungai Cintalabah tidak mampu lagi  menampung debit air hingga meluap  denga ketinggian air mencapai rata-rata dua meteran.

Banjir yang melanda perkampungan tersebut juga  diperparah oleh jebolnya tanggul sungai yang membuat ratusan hektar areal pesawahan milik warga serta kolam ikan  yang sudah siap dipanen luluh lantak akibat terjangan banjir tersebut.

Sejumlah warga terdampak harus kehilangan sebagian harta benda miliknya. Anak-anak sekolah harus  kehilangan  perlengkapan sekolah bahkan termasuk sarana dan prasarana belajar mereka juga tidak luput dari terjangan banjir.

Warga korban banjir setempat mempertanyakan perhatian pemerintah Kabupaten Ciamis yang dinilai kurang cepat tanggap terhadap nasib warga terdampak pasca banjir tersebut.

Menurut Yogi Permadi Ketua Pembina Paguyuban Remaja Penempuh Alam yang datang memberikan bantuan bagi warga korban banjir menyebutkan, seharusnya pemerintah segera turun tangan dengan melakukan perbaikan tanggung dengan kontruksi permanen agar benar-benar kuat menahan air tidak seperti hasil swadaya warga apa adanya.

“Kami sebagai bagian dari pemuda hanya dapat membantu dalam bentuk seperti ini selebihnya adalah tanggung jawab pemerintah untuk melakukan recovery pasca banjir ini,”ungkapnya, Kamis (27/10/2016).

Paguyuban Pemuda Penempu Alam tersebut telah menyerahkan bantuan bagi warga korban banjir terutama anak-anak sekolah yang membutuhkan perlengkapan sekolah karena saat banjir mereka harus kehilangan semua itu.

Sugiharto tokoh masyarakat setempat menyebutkan banjir tersebut telah membuat hampir seluruh warga terdampak menderta kerugian.

“Kerugian yang paling besar terjadi karena kolam ikan milik warga  yang seharusnya sudah dipanen seketika raib tersapu banjir,”ujarnya.

Ia menyebutkan banjir dalam satu tahun ini terjad melanda perkampungan mereka sebanyak tiga kali akibat tanggung yang membentengi sungai  jebol kembali karena tidak kuat menahan air.

“Tanggulnya memang sempat diperbaiki, namun kembali jebol karena memang hanya menggunakan karung yang diisi tanah,”Imbuhnya.***Dedi Kuswandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *