“Kami siapkan ketiga lokasi itu, karena ketiganya merupakan tanah negara, sehingga proses administrasinya lebih mudah,” kata Iman kepada wartawan, Senin (26/9/2016).
Meski loksi peruntukannya sudah disiapkan Iman mengatakan prosesnya masih sangat panjang untuk mencapai kepastian rencana relokasi tersebut.
“Dari sisi lokasi, tetap harus melibatkan pihak terkait yang berkompeten secara teknis mengenai kelayakan lahan untuk pemukiman para korban dalam jangka panjang. “Memang secara administrasi relatif aman, kita harus melibatkan Badan Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (BVMBG) untuk memastikan keamanan lokasi dari bencana dalam jangka panjang,”Ungkapnya.
Iman menambahkan sejauh ini validitas data korban banjir juga masih memerlukan akurasi yang matang, sehingga tidak tumpang tindih dalam pelaksanaanya di lapangan.
“Penting dalam penentuan data korban karena sangat mungkin akan terjadi perbedaan antara data jumlah kepala keluarga dan jumlah rumah yang hancur, akibat kemungkinan sebelumnya ada yang satu rumah dihuni oleh beberapa keluarga,”Ucapnya.
Sebelumnya, diberitakan sejumlah media Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan bagi para korban banjir harus direlokasi. Di tiga lokasi yang disiapkan pemkab tersebut akan dibangun Rumah Susun Sewa (Rusunawa) untuk pemukiman para korban yang kehilangan tempat tnggal akibat banjir.
“Dilihat dari lokasi bencana, memang harus direlokasi. Mengenai jumlah yang harus direlokasi, kita akan kaji dulu, mana saja yang bisa dibangun kembali rumahnya dan mana yang harus direlokasi. Kita akan libatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), karena mereka yang mempunyai kebijakan diwilayah sekitar sungai,”Ungkap Rudi .
Bupati menyatakan sejumlah lokasi tepian sungai bekas pemukiman yang terkena bencana nantinya akan dihijaukan kembali.
“Bantaran sungai yang terkena bencana harus dihijaukan supaya makin kuat. Kalau misalkan ada lahan hak milik, kita akan teliti dan bisa diselesaikan. Tapi kita ingin tidak ada lagi pemukiman dibantaran sungai, dan akan kita hijaukan,”Tandas Rudi.***TGM