SOSIAL POLITIK

Bencana Banjir Teguran Terhadap Garut Terkait Tata Ruang

Nissa Wargadipura, aktifis perempuan pendir Pondok Pesantren Ekologi At-Thaariq, foto istimewa
Nissa Wargadipura, aktifis perempuan pendir Pondok Pesantren Ekologi At-Thaariq, foto istimewa

Gapura Garut ,- Nissa Wargadipura Pendiri Pondok Pesantren Ekologi At-Thaariq Kelurahan Sukagalih Kecematan Tarogong Kidul Garut menyebutkan bencana banjir yang memporak porandakan sejumlah Lokasi di Garut merupakan teguran secara langsung terkait tata ruang yang ada saat ini.

Menurut Nissa tata ruang kawasan perkotaan sudah sangat parah dan perlu mempertimbangkan berbagai faktor terutama keseimbangan kelestarian lingkungan agar tetap terjaga.

“Di Garut sawah ledis (habis-red), padahal sawah itu terminal air… kini berubah jadi perumahan dan sarana jasa,” tulis Nissa Wargadipura diakun resmi facebook miliknya.

Mantan aktifis perempuan diera awal-awal reformasi ini menyebutkan  tata ruang kota Garut perlu dicermati serta kembali diperiksa terutama terkait keluarnya sejumlah perizinan pembangunan perumahan yang massif melibas habis areal pesawahan produktif.

“Pembanguna perumahan dan sarana jasa dari sana (tidinya) kedah ditalungtik atau ditelusuri, coba cek ijin-ijin yang telah dikeluarkan oleh intansi terkait transparan atau tidak dalam prosesnya,”Ungkapnya.

Nissa juga mempertanyakan realisasi dana reboisasi sejumlah kawasan hutan dan daerah hijau yang seharusnya berada dihulu Cimanuk tidak boleh terabaikan. Kondisinya menurut Nissa malah semakin parah terbukti dengan peristiwa kiriman air Cimanuk yang berakibat banjir bandang.

“Dimana dana milyaran rupiah yang dikucurkan setiap tahunnya? Siapa yang mampu mengakses Dana Reboisasi?, Tulis Nissa lagi.

Nissa juga menyayangkan upaya lempar batu sembunyi tangan yang menuding dimana dikawasan hulu Cimanuk  telah terjadi proses alih fungsi lahan oleh masyarakat sekitar

“Lempar batu sembunyi tangan!!!!!!
Deras menuduh masyarakat hulu telah mengalihfungsikan lahan, padahal dana reboisasi telah hilang hingga pemeliharaan hutan tak berjalan
Rakyat jualah yang menderita……
Indonesia-ku, Selamat malam!!!!”Celoteh Nissa di akun facebook resmi miliknya.

Seperti diketahui sebelumnya peristiwa banjir bandang yang menerjang sejumlah kawasan pemukiman di Kabupaten Garut terjadi pada Selasa 20 September 2016 lalu. Sedikitnya 33 Korban meninggal dunia telah berhasil ditemukan serta 20 warga hilang masih dalam proses pencarian. Ribuan warga kehilangan tempat tinggal kini berada disejumlah lokasi penampungan sementara.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *