SOSIAL POLITIK

Prihatin Rumah Tidak Layak Huni Masih Belum Tersentuh Bantuan Rutilahu

Rumah Ny. Elin yang nyaris roboh dibagian depannya, foto hermanto
Rumah Ny. Elin yang nyaris roboh dibagian depannya, foto hermanto

Gapura Kota Banjar ,- Ketakutan lebih dari lima tahun harus menghantui Keluarga Ny.Elin Herlina (46),seorang janda  warga Lingkungan Tanjungsukur, Rt 05/14,Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.

Ketakutan Ny. Elin dan keluarga sangat manusiawi karena bangunan rumah yang selama ini ditempati kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Selain terancam ambruk terutama saat musim hujan, juga selalu basah kuyup dan kebanjiran karena atap dan dinding rumah sudah sangat usang.

“Rumah khawatir ambruk, apalagi kini musim hujan, kami selalu ketakutan”, Kats  Elin,  Kamis (31/3/2016).

Elin mengakui pada tahun 2013 lalu pihaknya sempat menerima bantuan dari Dinas Sosial Kota Banjar,  berbentuk 5 sak semen, bilik 7 lembar, asbes 10 buah, cat 1 galon dan paku sekitar 5 kg. Semua bantuan matrial bangunan itu diterima pada tahun 2013 lalu.

“Berhubung tak mampu membayar biaya tukang bangunan, selama 3 tahun matrial tersebut masih disimpan ditengah rumah sampai sekarang ini.Bahkan akibat lamanya itu,semen pun sudah membatu,”imbuhnya.

Ketua Rw setempat, Engkos Koswara, membenarkan kondisi kemiskinan keluarga Elin itu. Menurutnya, Elin hanya seorang buruh serabutan, terkandang ia pun menjadi buruh cuci yang tidak menentu dapat kerjaannya. Tiga anggota keluarga tersebut,semuanya perempuan dan tak bersuami.

“Jangankan untuk membayar buruh tukang bangunan.Untuk kehidupan sehari-hari seperti mencukupi makanan saja serba kekurangan.Kami sudah mengajukan perbaikan rumah tidak layak huni, anehnya tetap tak direspon dengan berbagai alasan,”ujar Engkos.

Menyikapi kenyataan tersebut,Sekretaris LSM Pelangi,Tonton HP didampingi Pengurus LSM Pelangi Koordinator Kecamatan Pataruman, Hendra Nuryadi,mengaku prihatin atas potret kemiskinan masyarakat yang terjadi ditengah aneka penghargaan yang diterima Kota Banjar saat ini.

“Diduga semua ini akibat kinerja Tim Rutilahu saja yang buruk. Terbukti banyak yang seharusnya menerima bantuan, tak diperhatikan. Dipihak lain diantara masyarakat menerima bantuan rutilahu sampai dua kali. Yakni,bantuan dari Dinas Cipta Karya dan BAZ setelah diberi memo khusus pejabat penting Banjar itu,”katanya.

Lebih parah lagi,pemberian bantuan rumah tidak layak huni (rutilahu) yang diberlakukan di Banjar tak disesuaikan kondisi rumah yang membutuhkan.

Buktinya, rumah tenda milik warga Kelurahan Hegarsari saja dahulu, walaupun proses pembangunannya dari nol hanya dibantu Rp 5 juta saja.

Bercermin aneka permasalahan seperti tak diperhatikan pembangunan rutilahu milik Romlah (60),Maman (52) dan Wawan (50) warga Rt 06/12, Lingkungan Cikabuyutan Timur Kelurahan Hegarsari. Kemudian rutilahu milik Dusep (52) dan Supriyadi (48) Rt 03/12, Kelurahan Hegarasari, Kec Pataruman tersebut, dia bertekad mengawal proses pembagian bantuan rutilahu yang terindikasi tidak tepat sasaran.

“Ironisnya lagi, ketika proses pengajuan rutilahu mesti dilengkapi persyaratan dari Ketua RT dan RW. Namun ketika akan penyalurahan bantuan, misal dari BAZ itu, pihak RT/RW banyak yang tak diberitahu. Akibatnya banyak tak tepat sasaran,”kata Tonton.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *