SOSIAL POLITIK

Menderita Tumor di Kaki, Fitri Harus Berhenti Berobat Karena Tidak Ada Biaya

Gadis cantik ini terhenti berobat tumor dikakinya karena kehabisan biaya, foto Kus
Gadis cantik ini terhenti berobat tumor dikakinya karena kehabisan biaya, foto Kus

Gapura Garut ,- Sepintas lalu seperti tidak ada masalah apapun yang dialami gadis berparas canti  berkulit putih ini. Seperti kebanyak gadis seusianya, Fitri  yang kini berusia 21 tahun,  adalah gadis yang periang dan mudah bergaul, namun belakangan Fitri harus lebih banyak menyendiri dan menahan rasa sakit setelah dokter memvonis tumor dikakinya.

Bagi gadis anak ke tiga dari pasangan Nanang ( 42) dan Ny. Enung( 41) dan tinggal di Kampung Leuwengtiis Rt 01, RW 01,  Desa Sukaraja,  Kecamatan Banyuresmi,  Kabupaten Garut,   awalnya tidak menyangka jika dirinya harus menderita dan menahan rasa sakit yang berkepanjangan gara-gara tumor dikakinya.

Menurut keterangan Enung ibu kandungnya, Fitri sudah merasakan penderitaan dikakinya sejak tahun 2008 silam saat ia duduk dibangku SMP, namun saat itu seperti tidak terlalu dipermasalahkan,  tumor yang diderita Fitri masih kecil dan tidak terlihat karena bisa ditutupi kaos kaki.

“Mulai ketahuannya pas tahun 2008 saat dia SMP, tapi sebelumnya juga dari awal-awal lahir sudah ada seperti tanda-tanda hitam, kami mengira itu tanda lahir biasa saja”, Kata Enung saat ditemui di rumahnya, Minggu (15/11/2015).

Enung mengatakan semenjak mengetahui anaknya menderita tumor, ia segera membawanya ke  RSU dr Selamet Garut untuk menjalani pengobatan dengan harapan dapat menyembuhkan penderitaan yang dialami anaknya tersebut.

“berbekal kartu Jamkesmas yang kami miliki Fitri saya bawa ke RSU dokter Slamet dan sempat dirawat selama dua hari. Kemudian karena di RSU Garut tidak memiliki cukup peralatan untuk mengobatinya, kami di rujuk ke RSHS Bandung dan mendapatkan perawatan selama dua bulan”, Ungkapya.

Selama berbat di RSHS Bandung meskipun menggunakan Kartu Jamkesmas tetap saja banyak obat yang harus dibelinya diluar tanggung biaya pemerintah tersebut, belum lagi biaya selama menunggu Fitri dirawat dirasa sangat membebani perekonomian keluarganya.

“Saat itu Fitri berobatnya belum tuntas keburu kehabisan biaya untuk menunggu dan membeli obat-obatan diluar tanggungan jamkesmas, makanya terpaksasa kami bawa pulang dan pengobatannyapun sampai saat ini terhenti”, Tuturnya.

Setelah pengobatannya terhenti, penderitaan Fitri semakin menjadi-jadi. Hampir setiap malam ia mengaku tidak bisa tidur karena harus menahan rasa sakit yang makin menyiksa.

“Setiap hari badan saya panas seperti sedang demam tinggi, sekujur tubuh terasa sakit dan lemas tidak bisa lagi beraktifitas kecuali duduk dan tiduran ditempat tidur atau dikursi dalam rumah”, Kata Fitri sambil meringis menahan sakit.

Saat ini kata Fitri, selain menahan rasa sakit disekujur tubuh, dari bagian benjolan tumornya tersebut mulai mengeluarkan bau tidak sedap.

“benjolan di kaki kiri saya ini terus membesar dan mulai pecah  mengeluarkan nanah “, ucapnya lirih.

Fitri mengaku masih berharap dapat meneruskan berobat untuk dapat kembali sembuh, namun harus bagaimana lagi kondisi ekonomi keluarganya sudah murat marit tidak cukup lagi jika harus memaksakan berobat.

“Saya sekarang cuma bisa parsah karena kasihan kedua orang tua saya sudah tidak memiliki lagi biaya untuk pengobatan saya meski berkali-kali menggunakan Jamkesmas namun tetap saja harus mengeluarkan banyak uang”, Imbuhya.

Saat ini yang menjadi harapan Fitri adanya donatur atau dermawan yang dengan murah hati mau membantunya untuk kelancaran berobat yang selam ini terhenti. Keluarga Fitri berharap jika ada yang bersedia menyisihkan sebagian harta bendanya dapat menghubungi langsung pihak pemerintah setempat atau melalui Ketua RW. Fitri juga mempersilahkan bagi yang bersedia membantunya untuk menghubungi no HP 0822 1854 1145 atas namanya sendiri.***Kus Kus Markuseu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *