SOSIAL POLITIK

Libur Lebaran Banyak Tukang Parkir Dadakan Dengan Tarif Seenaknya

IMG-20150720-00211

Gapura Kota Banjar, – Musim arus mudik dan arus balik lebaran, mendadak bermunculan puluhan tukang parkir dadakan hampir disetiap sudut Kota Banjar, Jawa Barat. Hapir disetiap ruas jalan tiba-tiba muncul  tukang parkir bermodalkan pluit menawarkan lokasi parkir tanpa memepertimbangkan ketertiban yang ada.

Para tukang parkir dadakan ini, muncul makain menjadi-jadi pada saat lebaran tiba. Mereka memasang tarif parkir lebih mahal dari retribusi yang telah ditentukan oleh pihak UPTD parkir Dinas Perhubungan Kota Banjar, bahkan ada yang memasang tarif seenaknya sendiri.

Untuk tarif sepeda motor misalnya, mereka memasang tarif dari Rp 2000 hingga Rp 3000 dan untuk kendaraan roda empat biasanya ditarif Rp 5000, tidak hanya itu, bahkan hingga ada yang sampai Rp 10.000.

Keberadaan tukang parkir dadakan tersebut memang dinilai memberatkan para pengendara yang memarkirkan kendaraannya.

Seperti diungkapkan Wahyu Gondo (30) warga Cimenyan Kelurahan Mekarsari Kota Banjar. Menurutnya para juru parkir dadakan ini dalam memberikan tarif dinilai sangat tidak wajar.

“Tarif parkir di Banjar memang sangat tidak wajar, masa parkir mobil ditarif 10 ribu, mana tidak pakai karcis lagi,”ketusnya.

Wahyu menambahkan, seharusnya pihak Dishub dapat mengontrol para tukang parkir dadakan tersebut, karena hal tersebut sangat tidak sesuai dengan perda retribusi parkir yang dikeluarkan pemkot Banjar.

“Seharusnya pihak dishub bertindak lah, dan dikontrol, apa tarif parkir itu masuk ke PAD atau tidak,”imbuhnya.

Sumirat (35) salahsatu tukang parkir dadakan dikawasan Rest Banjar Atas. Ia mengatakan pada saat musim lebaran, dirinya sering menjadi tukang parkir dadakan, menurutnya menjadi seorang tukang parkir dadakan ia cepat mendapatkan uang. Dirinya mengakui kalau lagi ramai, sehari bisa mengumpulkan uang hingga Rp 200.000. Namun jika memasang tarif, ia membantahnya.

“Saya tidak memasang tarif, dan saya hanya sedikasihnya saja dari para pengendara, saya pun pernah dikasih 10 ribu, namun sang sopir santai-santai saja,”ungkapnya.

Hal yang sama pun diucapkan Firman (30) salahsatu tukang parkir dadakan di Jalan Siliwangi. Ia sudah tiga lebaran menjadi tukang parkir dadakan. Menurutnya, menjadi tukang parkir dadakan sangat menguntungkan. Ia bahkan mengakui bahwa hasil dari parkir tersebut tidak disetorkan kepada UPTD Parkir.

“Setahun sekali lah, sudah tiga lebaran saya menjadi tukang parkir dadakan, dan hasilnya dalam sehari cukup lumayan, untuk retribusi PAD saya tidak mengasihnya, wong tidak ada yang nagih,”kata Firman yang sehari-harinya sebagai buruh bangunan.

Keberadaan tukang parkir dadakan ini merupakan pemandangan setiap tahun pada saat musim lebaran. Biasanya, mereka berkelompok, dan didalam kelompok biasanya terdiri dari empat hingga lima orang.

Sementara itu Kasubag TU UPTD Parkir Dinas Perhubungan Kota Banjar, Aep Saepudin mengatakan, bahwa dirinya mengakui penghasilan para tukang parkir dadakan ini tidak masuk kedalam retribusi UPTD parkir Dinas Perhubungan. Menurutnya mreka hanya masuk kedalam saku masing-masing.

“Hampir setiap tahun pada musim lebaran, para tukang parkir dadakan ini tidak pernah memberikan retribusi kepada UPTD Parkir, mereka beralasan hal ini hanya setahun sekali saja,”ujar Aep saat dihubungi, Rabu (22/7/2015).

Aep manambahkan, dalam hal ini untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pihaknya akan mengoptimalkan pungutan retribusi parkir sesuai dengan aturan yang berlaku.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *