Gapura Garut ,- Guliran program pemerintah pusata tentang perbaikan Rumah tidak layak Huni (Rutilahu) di Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata masih jauh dari harapan sebagian besar warga yang berharap mendapatkannya.
Sebagian besar belum warga miskin malah belum sepenuhnya dapat merasakan. Dalam kenyataanya dilapangan masih banyak warga kurang mampu yang rumahnya sudah tidak layak huni tapi luput dari jangkauan program Rutilahu tersebut.
Salah satunya adalah rumah Hasan (50) warga kampung Bojongsirna Rt 4/2 Desa Tanjung karya Kecamatan Samarang kabupaten Garut. Ia hidup bersama tiga anaknya dengan pekerjaan hanya sebagai buruh cangkul di sawah dengan upah rata-rata Rp 30,000 sehari ,itupun jika lagi musim tanam disawah dan ada orang yang mau menyuruh. Sementara jika sedang tidak ada yang menyuruh dengan terpaksa Hasan pun gigit jari dan tidak punya uang sepeserpun untuk memenuhi kebutuhannya.
Kondisi rumah berukuran 7×3 yang terbuat dari bilik bambu dengan bagian dinding sudah bolong-bolong serta tihang penyangga lainnya sudah pada keropos akibat di makan usia. Sementara bagian genteng atapnya juga sudah pada pecah dan bolong-bolong sehingga saat musim hujan tiba, air masuk membuat keadaan semakin tidak nyaman.
Komala (40) istri Hasan saat ditemui Selasa (19/5/2015) mengatakan, jangankan untuk memperbaiki rumah untuk makan sehari hari juga sangat kurang ,menunggu rumah tidak layak huni (Rutilahu) yang sudah di gembor gemborkan pemerintah belum juga ada.
“Tidak tahu atuh belum ada juga program perbaikan rumah ini, padahal rumah kami sudah sering di poto di minta KTP berikut KK beberapa kali oleh pihak Desa tapi ,sampai sekarang belum juga datang”.Ungkap Komala.
Sejauh ini Komala masih berharap pemerintah masih akan memperhatikan nasib rumahnya yang sudah tidak layak untuk ditempati keluarganya.
“Saya hanya memohon dirumah kami diperhatikan untuk dapat diperbaiki karena kami memang tidak mampu untuk memperbaikinya”.Pungkasnya.***Kus Kus Markuse