SOSIAL POLITIK

Warga Resah, Bantaran Sungai Citanduy Tergerus Air Hingga Longsor

Salah seorang warga saat melihat bagian bantaran sungai Citanduy yang tergerus air, foto Hermanto
Salah seorang warga saat melihat bagian bantaran sungai Citanduy yang tergerus air, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Warga Lingkung Parungsari khususnya di wilayah RT 8 dan 12 Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja,  kini mulai resah dan dihantui rasa was-was menyusul bantaran sungai Citanduy terus menyusut akibat luapan  banjir dan gerusan arus sungai.

Saat ini bantaran sungai tersebut dalam kondisi sangat kritis dan jarak bantaran dengan tanggul hanya menyisakan delapan meter. Berdasarkan pantauan di lapangan, lokasi bantaran sungai yang terus mengalami longsor tersebut ada beberapa titik, dan setiap titiknya telah mencapai sepanjang 5 meter.

Marsimin (54) warga RT 8 mengatakan, bahwa dulu jarak bantaran sungai dengan tanggul kurang lebih 15 meter, namun menurutnya kini hanya menyisakan 8 meter. Jika hujan turun, tanah ditepian sungai terus mengalami ambrol, sehingga dalam hal ini membuat warga resah.

“Kikisan bantaran sungai kini semakin parah, jarak antara sungai dan tanggul hanya menyisakan kini 8 meter, jika tidak cepat ditanggulangi, bukan tidak mungkin, lama-lama tanah tersebut terus ambrol hingga ke tepi tanggul,”Ungkapnya, Selasa (14/4/2015).

Kecemasan warga pun diucapkan warga lainnya, Tuti (38). Dirinya mengaku cemas melihat kondisi longsoran yang terus bertambah, sebab semakin hari, longsoran tersebut semakin meluas.

“Saya khawatir jika air sungai meluap dapat memperparah longsoran menjadi luas,”katanya.

Sementara itu ketua RT 8 Suparno (52) menuturkan bahwa di bantaran sungai ini memang terus terjadi longsor setiap bulannya. Menurutnya dirinya sudah beberapakali melaporkan hal ini ke pemerintah Kelurahan untuk selanjutnya disampaikan ke pihak BBWS, namun hingga kini belum ada realisasinya.

“Tahun 2013 memang sudah ada yang mengukur bantaran sungai tersebut, namun hingga kini belum ada kelanjutannya, malahan tanah yang dulu diukur oleh petugas dari BBWS, kini sudah tidak ada akibat tergerus air sungai,”tuturnya.

Suparno menambahkan, pepohonan yang berada di bantaran seperti pohon, jati, bambu, dan Loa ikut tercebur ke sungai dan terseret air. Warga berharap, pemerintah segera menanggulangi longsoran ini.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *