SENI HIBURAN

Posstheatron Sukses Gelar “Fiesta Monolog Perempoean Garut”

Salah satu cuplikan dalam rangkaian pentas monolog Perempuan Garut, di Gedung Bale Paminton, Foto Apeknova
Salah satu cuplikan dalam rangkaian pentas monolog Perempuan Garut, di Gedung Bale Paminton, Foto Apeknova

Gapura Garut ,- Turut memeriahkan Hari Jadi Garut ke 202, sejumlah seniman dan budayawan Teater menggelar pertunjukkan seni drama bertajuk Fiesta Monolog Perempuan. Lima kisah berbeda ditampilkan dalam pertunjukkan yang menyedot perhatian ratusan pelajar dan mahasiswa serta masyarakat umum pecinta seni teater di Garut.

Kegiatan tersebut bertempat di gedung Bale Paminton Inten Dewata kecamatan Garut Kota dengan pemrakarsa seniman dari Komunitas Budaya Posstheatron yang bemarkas di padepokan Sobarnas Somawinata Kecamatan Tarogong Kidul Garut.

Tampil memukau ratusan penontonnya penampilan dari lima seniman teater masing-masing Lita Arofu Ayatina, Tresna Cahya Munggaran, Rina Sakinah Rahmah, Nurlia Soleha serta Ai Ineu. Mereka berasal dari sejumlah sanggar teater, di Garut dan berhasil melakonkan cerita lampau yang mengangkat kisah tentang harkat / martabat dan derajat perempuan

“Kami mencoba memberikan yang terbaik dalam memerankan lakon tersebut, dimana masing-masing melakonkan karakter sesuai para pelaku yang ada pada alur cerita ini”, Kata lita Arofu Ayatina salah satu pemeran saat ditemui usai pentas diatas panggung, Selasa (24/2/2015).

Menurutnya, Ia juga tidak menyangka dengan antusias para penonton teater yang tumpah ruah memadati gedung bale paminton tersebut.

“Seneng pokoknya dapat maen satu penggung dengan para pelaku seni lainnya dari sanggar yang berbeda-beda pokknya seru”, unganya.

Dalam rangkaian Fiesta Monolog Perempuan tersebut, Sutradara sekaligus pengarah lakon David Darmawan Siswandi menyajikan lima kisah dalam pertunjukkan ini diantaranya Kisah Hati yang Meracau, Kisah “masmirah” karya Arthur S Nalan, Kisah Marsinah Menggugat kemudian Kisah Clara dan Kisah Wanita VS Indonesia karya Herlina Syarifudin.

“Benang merahnya adalah perempuan yang terjajah teraniaya, yang punya power dan keberanian”. Kata David Darmawan Siswadi saat dimintai tanggapannya.

Menurutnya, pertujukan tersebut juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar sesama insan seni dan masyarakat yang ada di Kabupaten Garut.***jmb

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *