SENI HIBURAN

Jelang Pelantikan Ketua Parfi Garut: Estafet Kejayaan Untuk Bintang “Asgar”

Mentari Intan Nurachmi, Mieke Widjaya, Nia Zulkarnaen, Yoyo Dasriyo dan Ari Sihasale di Festival Film Bandung 2011. Mentari - mojang Garut yang pernah jadi pemeran pembantu utama wanita dalam FTV “Stasiun Cinta”, kini bersibuk sebagai karyawan Bank BPR/LPK Garut Kota. (Foto: Ridwan Martha)
Mentari Intan Nurachmi, Mieke Widjaya, Nia Zulkarnaen, Yoyo Dasriyo dan Ari Sihasale di Festival Film Bandung 2011. Mentari – mojang Garut yang pernah jadi pemeran pembantu utama wanita dalam FTV “Stasiun Cinta”, kini bersibuk sebagai karyawan Bank BPR/LPK Garut Kota.
(Foto: Ridwan Martha)

Jelang Pelantikan Ketua Parfi Garut: Bagian (4)

Oleh: Yoyo Dasriyo

MUNCUL kemudian Yatie Surachman, yang memenangi Piala Mitra di FFI 1980 Semarang. Permainan Yatie yang meyakinkan dalam film “Perawan Desa” itu, mendukung sukses karya (alm) Franky Rorimpandey sebagai Sutradara Terbaik, dan filmnya terpilih jadi Film Terbaik. “Sampai sekarang saya ‘nggak ngerti, kok Piala Citra untuk Aktris Terbaik diserahkan ke pemain lain! Mestinya film yang terpilih jadi Film Terbaik dan Sutradara Terbaik itu, memberikan gelar Aktris Terbaik-nya”

Begitu diungkapkan Yatie Surachman di lokasi syuting FTV “Stasiun Cinta” di Garut (2011). Saat itu, Piala Citra Aktris Terbaik, diraih Yenny Rachman dari film “Kabut Sutera Ungu” (alm Drs Syumanjaya). Namun sejak pergelaran Pekan Apresiasi Film Indonesia (1955), film terbaik tidak sertamerta membuahkan gelar Aktris Terbaik maupun Sutradara Terbaik. Dewan juri FFI memiliki argumentasi tersendiri.

“Ayah saya memang orang Garut! Saya cuma bisa ke Garut, kalau saya syuting di kampung halaman” ungkap Yatie Surachman, yang pernah syuting di Garut pula untuk film “Pembelaan” (1980) dan ‘Tendangan iblis” (1984).

Pengakuan prestasi artis asal Garut, ternyata memanjang dengan sukses Epy Kusnandar bergelar Aktor Terpuji dari sinetron “Ngaca Dong” di Festival Film Bandung (FFB) 2006. Sukses ulang aktor Garut itu tergelar di FFI (Fesival Film Indonesia) 2012, yang terpilih jadi Aktor Pembantu Utama Terbaik penerima Piala Vidia (sinetron “Maaf Lebaran Ini”).

Lagi-lagi di pentas FFB 2014, Epy Kusnandar lelaki bersahaja kelahiran Garut (1 Mei 1964), berjaya sebagai Pemeran Utama Pria Terpuji dari sinetron “Manusia Kardus”. Sebelumnya, di arena FFB 2009, Rieke Diah Pitaloka memenangi gelar Aktris Terpuji dari sinetron “Bajay Bajuri”. Pamor keartisan Asgar seolah tak pernah pudar. Sederet bintang populer lainnya tercatat Paramitha Rusadi, Nena Rosier, Nia Zulkarnaen, (alm) Ryan Hidayat, Dony Kusuma, Mila Karmelia, Achmad Dani, serta Mulan Jameela.

Nama Dicky Chandra dan Rani Permata pun terjaring ke dalam jajaran “Artis Asgar”, karena Wi-Asgar (Warga Indonesia Asal Garut) menggariskan predikat Asgar pun diberikan untuk orang yang lahir dari keturunan warga Garut. Kecuali itu, Asgar diberlakukan untuk orang yang dibesarkan, bertugas, bersuamikan atau beristerikan orang Garut. Itu yang melatari pengakuan Asgar untuk Dicky Chandra, kelahiran Tasikmalaya, bahkan pernah menjabat Wakil Bupati Garut.

Isterinya, Rani Permata wanita kelahiran Ciamis, pernah menuturi sang suami saat bertugas di Garut. Karenanya, meski Nia Zulkarnaen dan Paramitha Rusadi tidak dilahirkan di Garut, namun terjaring ke dalam warga Asgar. “Leluhur saya juga asli dari Desa Cinta, Kecamatan Sukawening! Jadi saya juga Asgar” kata rocker kondang Nicky Astria. Jangan lupakan pula nama grup band Panbers, yang berjaya dalam dekade 1970-an.

Seorang personel grup band itu, (alm) Hans Panbers, mengaku lahir di Garut. Tepatnya, semasa keluarga mereka bermukim di Jalan Bank. “Tempat lahir saya itu di sebuah rumah, yang dulu pernah dijadikan kantor BRI Cabang Garut” kenang Hans Pandjaitan semasa hidupnya, dalam pertemuan di rumah Betharia Sonatha, Bogor ***

(Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *