SENI HIBURAN

FFI Palembang: Citra Piala Citra Untuk Chitra Dewi

Keterangan foto 01 Potret kenangan (alm) Chitra Dewi di masa kemasyhuran film fenomenal “Tiga Dara” (1956) karya (alm) Usmar Ismail. (Foo: Dokumentasi Yodaz)
Keterangan foto 01
Potret kenangan (alm) Chitra Dewi di masa kemasyhuran film fenomenal “Tiga Dara” (1956) karya (alm) Usmar Ismail.
(Foo: Dokumentasi Yodaz)

Oleh: Yoyo Dasriyo

FESTIVAL Film Indonesia (FFI), Sabtu malam nanti (6/12) berulang kembali di Palembang. Tak banyak lagi diingat orang, saat FFI pertama digelar di Sumatera Selatan itu (1979), membukukan pengakuan keaktrisan (alm) Chitra Dewi, yang merebut peringkat Aktris Pendukung Utama Terbaik, bersama El-Manik – Aktor Pendukung Utama Terbaik” dari film “November 1828” (alm Teguh Karya). Sang bintang berpesona klasik dan melegenda dalam perfilman Indonesia itu, meraih Piala Citra dari film “Guna-Guna Isteri Muda” garapan (alm) Wahyu Sihombing. setelah pergelutan panjang kariernya selama 24 tahun.

Ternyata Piala Citra yang dimenangi Chitra Dewi di FFI Palembang, terbingkai sebagai sukses pertama dan terakhirnya. Sang artis ningrat keturunan Keraton Cirebon (26 Januari 1934), yang menandai kariernya dengan film “Tamu Agung” (1955) karya (alm) H Usmar Ismail, berpulang ke alam keabadian jelang FFI 2008 Bandung. Saat kedukaan itu, bersamaan dengan (alm) Kusno Sudjarwadi (28/10). Aktor film yang pernah menyutradarai film produksi PT “Chitra Dewi Film Production” berjudul “Sopirku Sayang” (1978),

Betapapun, sukses Chitra Dewi dengan reputasi terpandang di dunia film negeri ini, masih memanjangkan cerita dalam percaturan keartisan film. Terlebih lagi, karena Chitra Dewi tercatat sebagai pelaku legenda perfilman nasional, yang pernah jadi “primadona” perfilman tempo poeloe, Pesona Chitra Dewi senantiasa abadi dalam kenangan pemujanya. Bintang tempaan Usmar Ismail dari “Perfini”, yang dikenal sebagai pencetak banyak bintang idola pada masanya.

Kejayaan Chitra Dewi mengental dengan kemasyhuran nama sutradara itu, yang tahun 1949 pernah membuat film “Tjitra”. Bahkan, Usmar Ismail pula yang memberi nama Chitra Dewi, ketika artis pendatang bernama lengkap Rd Roro Patma Dewi Tjitrohadikusumo itu, melamar untuk jadi pemeran utama film “Tamu Agung” (1955). Aura ningrat dari penampilan klask Chitra Dewi yang luwes dan menawan, secepat itu memagut kecintaan penonton film negeri ini.

Memang, pamor Chitra Dewi mencuat cepat bagai “tamu agung” di kancah film Indonesia. Selepas film pertamanya memenangi peringkat ‘film komedi terbaik” di FFA (Festival Film Asia) Hongkong (1956), kejutan reputasi Chitra Dewi melejit dari film “Tiga Dara” (1956), bersama “dua dara” lainnya, Mieke Widjaya dan Indriaty Iskak. Film fenomenal itu pun menuai sukses (alm) Bambang Irawan dan (alm) Rendra Karno sebagai aktor idola!
Legenda sukses film “Tiga Dara, memanjangkan riwayat dalam perfilman. Pamor Chitra Dewi bernilai jual tinggi di pasar filmnya kemudian, seperti film “Djuara 60” (1956), “Tiga Buronan” (1957), “Mat Tjodet”, “Delapan Pendjuru Angin” (1957), berikut “Asrama Dara” (1958), yang mengawali kehadiran (alm) Suzanna. Sang “tamu agung” itu lebih diidolai penontonnya, saat tampil dalam film “Pedjoang (1960). Film peraih gelar Aktor Terbaik (alm. Bambang Hermanto) di Festival Film Internasional – Moskwa 1962 itu, mengencangkan laju karier Chitra Dewi.

Sejumlah film lainnya mengalir deras. Dalam beberapa film karya (alm) Ch. Hasmanan, penampilan Chitra Dewi dan Bambang Irawan, jadi pasangan serasi seperti di film “Darah Nelajan” (1964), “Tjinta Di Udjung Tahun” (1965), “Bunga Putih” (1965) dan “Di Ambang Fadjar” (1966). Banyak pula film menduetkan Chitra Dewi dengan Rendra Karno dan (alm) Rachmat Kartolo, seperti film “Pantjaroba” (1966), “2X24 Djam”, “Kunanti Djawabmu”, “Tak Kan Lari Gunung Dikedjar’ serta “Romansa”.

Aktor (alm) Dicky Zulkarnaen dan (alm) WD Mochtar, jadi pembeda pasangan Chitra Dewi yang berkarakter. Mereka sukses mendukung film “Nji Ronggeng” (1970) karya (alm) Alam Rengga Surawidjaya, dan film “Samiun Dan Dasima” (1970). Film “Nji Ronggeng” dengan muatan budaya tradisional Sunda itu, yang membuktikan kekuatan akting Chitra Dewi, bergelar Aktris Harapan Terbaik II versi PWI Jaya Seksi Film 1970., di bawah Suzanna dari film “Bernapas Dalam Lumpur. Namun Chitra Dewi berada di atas Widyawati (“Hidup,Tjinta Dan Air Mata”) dan Mieke Widjaya dari film “The Big Village”. ** (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *