Gapura Ciamis ,- Seorang penerima penghargaan dari Presiden terpaksa harus menjual salah satu medali penghargaan yang selama ini menjadi koleksinya karena desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Selama lebih dari 30 tahun menjadi relawan Donor Darah di Palang Marah Indonesia Kabupaten Ciamis, membuat Megawanto (51) warga Ciamis ini terpaksa harus menjual salah satu koleksi medali perak miliknya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Menurut Megawanto peraih penghargaan Presiden Jokowi ini, dirinya terpaksa menjual medali koleksinya untuk kebutuhan hidup dan membeli buku sekolah anaknya yang dirasa sulit untuk mendapatkan dengan cara yang lain termasuk mencari pinjaman sekalipun.
“Gak ada lagi yang dapat saya lakukan untuk dapat modal berjualan dan membeli buku untuk sekolah anak saya,” Kata Megawanto ditemui saat ia mendatangi sejumlah toko perhiasan untuk menjual koleksi medali yang dimilikinya, Jumat (28/7/2017).
Megawanto mendatangi satu persatu toko perhiasan di pasar Ciamis, demi mendapatkan uang yang dibutuhkannya untuk menutupi kebutuhan hidup. Ia berniat menjual medali perak koleksi penghargaan miliknya.
Sejumlah toko perhasaan yang didatanginya ternyata menolak permintaan pria penjual mainan anak disekolah tersebut, dengan berbagai alasan, namun tak menyurutkan niatnya demi kelangsungan hidup keluarganya
Sejak bulan Ramadhan lalu, kata Megawanto, dirinya mengaku sudah tidak lagi berjualan karena kehabisan modal usaha, sementara untuk mendapatkan pinjaman uangpun sudah dilakukan namun hasilnya nihil.
Pdahal warga desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis ini seorang penerima piagam tanda kehormatan Satyalancana Kebaktian Sosial dari Presiden Joko Widodo pada bulan februari 2017 lalu
Penghargaan tersebut diraihnya setelah mengabdi menjadi Pendonor Darah selama 30 tahun, hingga kini ia sudah sebanyak 105 kali mendonorkan darahnya demi kemanusiaan. Dan kini karena desakan ekonomi membuatnya terpaksa menjual salah satu medali kebanggaannya, dengan harapan apa yang dilakukannya itu merupakan terakhir baginya menjual barang demi kebutuhan hidupnya. Dimana medali perak miliknya berhasil dijual seharga Rp. 240 ribu rupiah
Uang tersebut mengaku akan digunakannya untuk modal berjualan mainan di sekolah dan menunikan janjinya kepada anak untuk membeli buku sekolah.
Sunguh ironis memang mendapati nasib Megawanto yang ternayata berbanding terbalik dengan jasanya dalam kemanusian. Hidup sebagai relawan Donor Darah PMI Kabupaten Ciamis ini jauh dari kata sejahtera dan minim perhatian dari pemerintah.
Nasib pejuang kemanusiaan ini seharusnya mendapatkan perhatian dan perlakukan yang layak terutama dari sisi kesejahteraan ekonominya. Megawanto hanya berharap pemerintah kabupaten Ciamis dapat lebih memperhatikan lagi nasib rakyat kecil seperti dirinya agar selamat dari himpitan ekonomi.***Dedi Kuswandi