
Ma Empat (60) warga penderita kelumpuhan yang memprihatinkan, foto Kus
Gapura Garut ,- Kondisi yang dialami Ma Empat ( 60) benar-benar sangat memprihtinkan, selain harus hidup menumpang dirumah petak sewaan berukuran 3 x 4 meter, juga harus memenuhi kehidupan sehari-hari sendiri semenjak ditinggal suaminya.
Warga yang tinggal di Kampung Tegal Jambu Rt 01/04, Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut kini hanya bisa pasrah menjalani hari-harinya dengan kondisi kesehatan yang terus menurun.
Saat ini, Ma Empat hanya bisa duduk disebuah kursi reyot yang dimilkinya akibat penyakit kelumpuhan yang menggerogoti bagian tubuh dan kakinya hingga nyaris total tidak dapat digerakan sempurna.
Menurut Informasi yang berhasil dihimpun, kelumpuhan yang dialami Ma Empat ini telah berlangsung lebih dari satu tahun. Awal mulanya ia terjatuh hingga muntah-muntah dan seketika mendadak tidak bisa berjalan. Karena kondisi itu terus dibiarkan makin-lama malah makin parah. Hingga akhirnya mengalami kelumpuhan total.
Ironisnya, sejak mengalami kelumpuhan itu, Ma Empat sama sekali mengaku belum pernah bisa berobat ke dokter karena tidak memiliki biaya untuk menjalani pengobatan. Ia hanya menjalani therapi dengan pengobatan alternatif yang ada di Kampungnya itupun tidak maksimal dijalaninya karena juga faktor kurangnya biaya.
Ma Empat berkilah jangankan untuk biaya pengobatan untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-haripun ia kesusahan dan hanya mengandalkan belas kasihan orang lain.
Parahnya lagi, diakui Ma Empat, ia sama sekali belum mendapatkan bantuan apapun terkait program-program dari pemerintah, entah karena terlewat dari pendataan atau faktor apa yang mengakibatkan luput dari program pengentasan kemiskinan yang ada.
Ma Empatpun mengakui dirinya sama sekali belum pernah didata baik oleh petugas pemerintahan setempat, maupun dari Kecamatan apalagi dari Pemerintah Kabupaten Garut .
Ketidakmampuanya selepas ia menjadi janda karena terlebih dahulu ditinggal mati suamnya, Ma Emapat harus berjuang sendiri untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Anak-anaknyapun sama sekali tidak dapat berbuat banyak karena masing-masing telah berkeluarga dengan kondisi ekonomi yang sama-sama pas-pasan juga.
Saat ini Ma Empat hanya mampu menghabiskan sisa hidupnya dengan penderitaan penyakit yang dialaminya sambil menanti budi baik orang-orang disekelilingnya.***Kus Kus Markuseu
Bagaimana Tanggapan Anda ?
Desain kemasan online gratis Coba Sekarang