PROFIL

Setelah Viral di Medsos Band Hijaber VoB Garut, Kini Jadi Bidikan Sejumlah Media Asing

Salah seorang Personil Band VoB yang datang dari pelosok Selatan Garut, foto Marwij

Gapura Seleberita ,- Kelompok band muda putri asal pelosok Kabupaten Garut  Viralnya Voice of Baceprot (VoB) terus mengundang perhatian berbagai pihak. Setelah sebelumnya viral  dimedsos kini para mususu yang masih ABG  tersebut menjadi perhatian sejumlah media asing yang berlomba mengabadikan  kisah band asal Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, tersebut.

Ketertarikan sejumlah media asing dan para pengguna medsos terhadap VoB karena unik dari sisi Gender, usia, serta keyakinan teguh kegigihan yang dianut para personel VoB, telah menjadi poin yang paling menarik perhatian berbagai media asing ini.

Kepiawaian Firdda Kurnia (gitaris), Widi Rahmawati (bassis) dan Euis Siti Aisyah (drummer) benar-benar telah memikat banyak mata dan telingan saat mereka memainkan musik bergenre cadas. Sebuah media online asal Republik Ceko, INFO.CZ misalnya, menuliskan berita ihwal ketiga personel VoB sebagai muslimah cilik asal Indonesia yang mampu memainkan musik trash metal dengan tempo nada yang cepat.

Skill bermain gitar pada bagian tersulit juga dibahas bersamaan dengan gaya pakaian personel VoB yang kompak berhijab. Media asing lain yang turut mewawancarai VoB adalah Zoomin.Tv, sebuah media yang bermarkas di Amsterdam, Belanda.

Saat melakukan wawancara dengan VoB, Zoomin.Tv lebih tertarik untuk menanyakan peran para personel sebagai perempuan berhijab, dalam menyuarakan cara pandang mereka terhadap ketidakadilan. Media ini menggarisbawahi bila trio hijaber tersebut berani keluar dari patern perempuan yang dibatasi.

Tak ingin ketinggalan, SBS Radio, sebuah radio dengan basis di Melbourne dan Sydney, Australia, turut mewawancarai VoB secara live. “Inti wawancara dengan SBS Radio adalah mengenai proses kreatif yang terjadi selama para personel VoB bermusik,” tutur Cep Ersa Ekasusila Satia, manajer VoB, kepada Koran Sindo, Jumat (28/4/2017).

Sejumlah media asing lainnya juga pernah melakukan interview terkait band anak asuhannya tersebut. “Saya lupa namanya, ada beberapa lagi termasuk media dari Perancis pernah mewawancarai kami,” ujarnya.

Menurut Ersa, semua wawancara itu dilakukan setelah sebelumnya masing-masing media asing tersebut menghubunginya melalui email. Tidak hanya diwawancarai oleh media asing, VoB yang dibentuk 14 Februari 2014 itu pun pernah mendapat tawaran manggung di Malaysia.

Salah satu label musik di Bandung, menyatakan kesiapannya untuk memboyong ketiga personel VoB untuk unjuk gigi di Negeri Jiran. Meski masih dalam tahap pembahasan, setidaknya ajakan tersebut menjadi sinyal positif bagi para remaja putri asal pelosok Garut itu di dunia musik.

“Ajakan main di Malaysia masih dalam tahap obrolan. Sudah ada beberapa kali dari pihak label menghubungi kami terkait hal itu,” ucapnya.

Ersa mengakui apa yang terjadi pada VoB adalah jawaban atas mimpi-mimpi para gadis berhijab asuhannya di masa lalu yang terus berusaha mewujudkannya dengan kegigihan dan kesungguhan. “Semua mimpi itu satu per satu ditorehkan dalam secarik kertas, ketika mereka masih berkenalan dengan musik tiga tahun lalu. Ada kebiasaan dari anak-anak (para personel VoB), dahulu mereka selalu menulis mimpi dan keinginan di secarik kertas. Sekarang kertas-kertas berisi mimpi itu telah lusuh dan penuh coretan, karena satu per satu mimpi yang ditulis alhamdulillah telah tercapai,”Tuturnya berkisah.

Salah satu yang mennonjol dari mimpi mereka adalah mengalahkan rasa takut saat berada di depan khalayak dan meribahnya menjadi perfom yang menarik dan penuh percaya diri. Sejumlah festival dan event mereka jajaki dengan penuh semangat dan ceria selalu.

Terakhir, mereka manggung saat tiga band rock papan atas Indonesia, Kotak, /rif dan God Bless, tampil dalam gelaran Super Rawk Fest 2017, pada akhir Maret lalu. Mimpi yang tercapai lainnya adalah memiliki alat musik sendiri.

Maklum, sebelumnya ketiga personel VoB menggunakan alat musik milik manajer sekaligus guru mereka di studio. “Alhamdulillah sekarang sudah punya alat sendiri. Waktu tampil di Pameungpeuk, ada penonton yang kasih kado karena kami bawakan lagunya Pearl Jam. Dikasih gitar, bass dan drum,” timpal Firdda (16).

Besarnya dukungan dari keluarga, teman, hingga balaceprot (fans VoB), menjadi bahan bakar Firdda cs mengembangkan bakat bermusik mereka. “Dulu orang tua ragu kami bisa main band, takut terbawa ke pergaulan negatif katanya. Tapi setelah kami buktikan tampil di televisi, keluarga mendukung penuh,” ucapnya.

VoB sendiri saat ini telah berhasil menelurkan tiga single yang diciptakan bersama-sama, yakni School Revolution, Age Oriented (let’s be old) dan The Enemy of Earth is You. Inti tema ketiga lagu tersebut berisikan tentang perlawanan.

Pada lagu School Revolution, ketiganya mencoba mencurahkan kegelisahan para pelajar terhadap aturan pihak sekolah yang terkesan melakukan diskriminasi. Meski tak bermaksud menunjuk sekolah tertentu, sikap diskriminasi kerap terjadi dalam suatu aturan yang ada di sekolah.

Di lagu Age Oriented (let’s be old), mereka menyampaikan diskriminasi yang memasung karya dan kreativitas anak muda. Sementara lagu The Enemy of Earth is You, memiliki makna tentang sekumpulan orang munafik perusak alam, penebar kebencian dan penghancur kemanusiaan, yang berlindung di balik slogan hak asasi manusia.***TGM

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *