PROFIL

Dhe Yuli Satu-satunya Srikandi Freestyle Motor Banjar

Dhe Yuli (21), Freestlyeler Perempuan satu-satunya di Kota Banjar, foto Hermanto
Dhe Yuli (21), Freestlyeler Perempuan satu-satunya di Kota Banjar, foto Hermanto

Gapura Kota Banjar , – Bergaya ekstreem dalam olahraga freestyle motor memang selalu identik dengan kaum Adam, karena dalam penuh dengan resiko dan sangat berbahaya jika tidak diikuti melalui prosedur latihan yang matang terlebih dahulu.

Namun Bagi sosok Dhe Yuli (21), gadis cantik  kelahiran Rancah 11 April 1994 yang kini menetap di Lingkung Cikabuyutan Barat, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman Kota Banjar, justru malah memilih menggeluti jenis olahraga otomotif yang satu ini.

Bagi Yuli, gaya-gaya ekstreem yang menjadi ciri khas dalam freestlye motor ini malah sama sekali tidak berpengaruh apalagi takut dan riskan, malah ia tampak mahir dan sagat menikmati gaya-demi gaya freestlye yang selama ini digelutinya.

Menurutnya, freestyle ini sangat menantang dan ada kepuasan tersendiri setelah melakukan akrobatik menggunakan sepeda motor. Dengan didorong rasa hobi dan kecintaannya terhadap dunia otomotif, ia pun memutuskan untuk bergabung dengan club Freestyle Silent Xtrime Padud Jaya pada Juli 2015 sebagai stunt rider.

Ketika ia melakukan latihan dengan club Freestyle Silent Xtrime Padud Jaya pada Minggu (27/3/2016), sempat membuat takjub dan  terkejut para penontonnya, karena  saat berakrobatik menggunakan sepeda motor sport 250 cc. Motor yang seyogyanya dipakai oleh laki-laki, ternyata sangat mulus dikuasai  gadis berambut pirang ini. Ia  mampu mengendalikan secara sempurna dalam melakukan freestyle.

“Saya pun masih belajar pada senior-senior disini (club), dan kini masih memperdalam gerakan-gerakan seperti stoppie, wheelie, sit down wheelie, wheelie high chair, stand up wheelie, dan gerakan freestyle lainnya,”Kata Yuli ditemui usai latihan.

Sebelum terjun ke dunia freestyle, gadis bernama lengkap Tatin Nurhidayati ini merupakan pembalap Grasstrack. Namun ia mengalami kecelakaan patah kaki pada saat mengikuti kejuaraan “adu kebut garuk tanah” Grasstrack di Pamarican Kabupaten Ciamis pada 18 Agustus 2015.

“Pada intinya saya suka olahraga otomotif, baik di Grasstrack maupun di freestyle motor semuanya sama bagi saya. Namun setelah mengalami patah kaki saat di grasstrack, untuk sementara saya berhenti dan pindah haluan ke freestyle,”imbuhnya.

Kini, putri pasangan Dayat dan Eti ini adalah satu-satunya anggota wanita yang kerap melakukan latihan freestyle setiap saban sore di areal pintu masuk Banjar Waterpark bersama rekan-rekan se clubnya di Freestyle Silent Xtrime Padud Jaya. Dengan latihan freestyle ini menurutnya banyak nilai sisi positifnya.

“Latihan freestyle memang banyak sisi positifnya, selain banyak teman juga dapat menghindari dari ugal-ugalan di jalan raya,”katanya.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *