PROFIL

Abah Darja, Pejuang Kemerdekaan yang Masih Tersisa Namun Tersisih

Abah Darja disampingi sang istri menghabiskan hari-hari diusia senja setelah kenyang melakoni empat jaman yang berbeda, foto Kus
Abah Darja disampingi sang istri menghabiskan hari-hari diusia senja setelah kenyang melakoni empat jaman yang berbeda, foto Kus

Gapura Garut ,- Sosok pejuang kemerdekaan Republik Indonesia yang hingga kini masih bertahan hidup menikmati sisa usianya ternyata jauh tidak sebanding dengan perjuangannya saat melawan dan mengusir penjajah kala itu.

Nasib para pejuang kemerdekaan tanah air tercinta ini hampir di berbagai daerah ternyata masih tetap memprihatikan bahkan telah dilupakan pemerintah.

Darja ( 95) adalah sosok pejuang kemerdekaan yang hingga kini masih bertahan hidup. Suami dari  nenek Mimi ( 85) yang dikarunia enam anak dengan dua puluh cucu dan sepuluh buyut tersebut harus menghabiskan hari-harinya dengan kondisi kurang beruntung.

Warga Kampung Sayuran Rt 2/4 Desa Haruman, kecamatan leles, Kabupaten Garut menuturkan bagaimana pahit getirnya hidup di empat zaman berbeda, mulai dari  zaman penjajahan Belanda, Jepang  hingga zaman revolusi dimana harus mempertaruhkan nyawa berjuang degan segenap jiwaraga guna merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Dirja yang biasa disapa Bah Darja menuturkan sepenggal kisah pengalamannya saat dijumpai  di rumahmya pada,  Jumat ( 11/9/ 2015). Menurutnya, Ia mengalami masa dimana Insinyur Sukarno sekalipun pada saat itu belum menjadi Persiden RI.

“Abah sudah   berjuang  bergabung dengan  Tentara Keamanan Rakyat (TKR ) melawan Belanda, melawan  Jepang  dan melawan gerombolan DI/ TII dengan sejata bambu  runcing”, Kenangnya.

Abah Dirja juga mengisahkan saat dirinya  membantu Tentara Keamanan Rakyat ( TKR) kala itu, jika  pasukan  tentara Belanda hendak  menuju Kampung Pasir Guling, maka dirinya membantu  memasang bom batok di tengah-tengah  jalan Nangkaleah Leles sambil  membawa bambu  runcing.

“Saat itu banyak rekan-rekan yang tertangkap Belanda sewaktu memasang bom batok, diantaranya yang masih Aabah ingat  yang tertangkap  Belanda yaitu Warto dan Eli”,Ungkapnya sambil sesekali menghela nafas panjang.

Menurut Hermawan,  Kepala Desa Haruman Kecamatan Leles, meskipun kondisinya sudah tua  Abah Darja hingga kini masih tampak segar dan juga aktif sebagai tenaga Linmas  atau Hansip Desa Haruman.

“Abah Dirja masih terlihat sehat dan segar, meski usianya sudah 95 tahun dan beliau sudah hampir 30 tercatat sebagai anggota Linmas atau pertahanan sipil (Hansip)”, Tuturnya.

Hernawan menambahkan, sejauh ini Abah Dirja belum pernah mendapatkan  penghargaan apapun, padahal dari jasa-jasanya sudah sangat memenuhi keriteria sebagai sosok pejuang kemerdekaan.

“Saya berharap Pemerintah Kabupaten Garut khususnya dapat memberikan penghargaan apapun bentuknya atas pengabdian selama hidupnya yang telah menjalani masa-masa perjuangan merebut kemerdekaan hingga pada masa kemerdekaan ini sebagai anggota Linmas”, Tandasnya.***Kus Kus Markuseu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *