PROFIL

Mang Ipin Yang Lugu Memang Layak Mendapat Kalpataru

Mang Ipin

Gapura Garut,- Siapa yang tidak mengenal Mang Ipin ? Yaa.. Mang Ipin tukang ojek yang giat bekerja dan memiliki komitmen tinggi dalam melestarikan alam. Bagi para penggiat alam terbuka khusunya kalangan pecinta alam yang sering bulak-balik ke Kawasan Gunung Papandayan di Garut, Jawa Barat Mang Ipin adalah sosok yang sangat akrab dan mudah dikenali.

Bukan karena Mang Ipin suka ngojek atau mengantarkan orang jika ingin berangkat ke Gunung Papandayan atau sebaliknya. Lebih dari sekedar itu bagi kalangan pecinta alam Mang Ipin adalah sosok yang banyak dicontoh dan sering dijadikan rujukan karena komitmennya dalam menjaga kelestarian alam.

Demi untuk memenuhi keinginnya melestarikan alam dengan menam bibit pohon digunung, Mang Ipin yang kala itu masih menjadi penjual gorengan di kampungnya, sudah semangat tinggi menyisihkan  setiap keuntungan yang didapatnya untuk digunakan biaya pembenihan dan penanaman pohon.

Demikian juga saat Mang Ipin nyambi jadi pengojek,  Lagi-lagi  keuntungan yang diperoleh dari mengojek juga  digunakannya  untuk melestarikan lingkungan.

Menariknya dari sosok yang satu ini, Ia tidak pernah lelah dan pantang menyerah hingga pada suatu waktu Mang Ipin membangun jalan setapak degan  tenaga dan kemampuan uang pas pasan yang ia miliki, hingga akhirnya jalan yang dicita-citakan  membentang sepanjang tiga kilometer, menghubungkan kawasan pertanian dengan permukiman warga.

Kerja keras Mang Ipin dalam melakukan upaya penghijauan lingkungan sekitar tempat tinggalnya termasuk dikawasan Gunung Papandayan  membuat keberadaan Situ Ciseupan yang semula sempat meradang kekurangan air kini mulai kembali tergenangi air.

Upaya Mang Ipin  mengalirkan air dari sumbernya di bukit Dayeuh Luhur dengan menggunakan pipa dan selang sepanjang tiga kilometer debit air Situ Ciseupan kini semakin tinggi. Dan kini dari air situ ciseupan  dapat dialirkan ke masjid besar dan musala didaerah sekitar.

Kegemaran Mang Ipin bulak balik kegunung Papandayan dengan aktifitasnya menanam pohon membuat pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tertarik mempekerjakannya sebagai tenaga honorer.

Hobinya menanam pohon sejak kecil membuat Mang Ipin mengenal hampir seluruh tumbuhan di Gunung Papandayan. Ratusan Mahasiswa IPB dan ITB telah dibimbingnya dalam mengeksplorasi dan meneliti tumbuhan di Gunung Papandayan.

Meski sudah menjadi tenaga honorer di BKSDA, Mang Ipin semakin bersungguh sungguh dalam melestarikan lingkungan, Ia pun kembali menggunakan honor dari pekerjaannya untuk menata lingkungan dan membangun jalan ke kawasan pertanian.

Bersama rekan-rekannya sesama pengojek, Mang Ipin membentuk Komunitas Ojek Rawayan dan kini beranggotakan sekitar 29 orang. Bersama Komunitasnya ini Mang Ipin semakin mudah mewujudkan impiannya dalam menata dan melestarikan lingkungan sekitar tempat tingalnya.

Dalam sepanjang sejarah hidupnya hingga kini berusia 52 Tahun Mang Ipin mengaku telah melakukan upaya bersama berbagai kelompok pecinta alam dari berbagai daerah dengan telah menanami sekitar 42 hektare lahan di kawasan Gunung Papandayan.

Bersama dirinya berbagai komunitas selalu datang silih berganti melakukan upaya penghijauan dengan penanaman berbagai jenis pohon.

Upaya Mang Ipin selama ini tidak pernah meminta bantuan atau kepedulian dari pihak pemeritah. Semuanya mengalir apa adanya dari niat tulus dan keinginan yang kuat agar lingkungan temapat tinggalnya tidak terkena bencana lantaran dibiarkan dirusak oleh tangan-tangan jahil yang sembarangan menebang pohon atau dengan seenaknya merusak tata lingkungan.

“Karena upaya saya melestarikan alam, sejak bertahun-tahun lalu, banyak yang meminta saya untuk ajukan diri supaya mendapat Kalpataru. Tapi saya selalu menolaknya. Saya hanya melakukan yang saya bisa, tidak butuh penilaian dari orang lain atau pemerintah,” kata Ipin saat ditemui sejumlah wartawan baru-baru ini

Penghargaan Kalpataru dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang diterimanya tahun ini sama sekali tidak pernah disangka-sangka oleh Mang Ipin.

Dalam Ceritanya Mang Ipin kala itu diminta oleh seorang rekannya untuk mendatangi Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Garut. Ia malah sempat mengira jika dirinya telah berbuat kesalahan dalam menata lingkungan dan akhirnya dipanggil dinas tersebut. Mang Ipinpun  kemudian mendatangi kantir Dinas LHKP

“Tahunya, saya dijebak. Ternyata saya tidak berbuat kesalahan apapun. Melainkan, sesampainya di sana, saya diuruskan untuk menjadi nominasi yang mendapat Kalpataru. Akhirnya, saya meraih Anugerah Kalpataru dan diserahkan Presiden melalui Wakil Presiden Boediono di Istana Wakil Presiden, 5 Juni 2014,” katanya sambil memperlihatkan penghargaan tersebut yang disimpan di lemari rumahnya.

Mang Ipin akhirnya berhasil meraih Anugerah Kalpataru atas jasanya sebagai perintis dalam bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, khususnya dalam merehabilitasi lahan kritis di hulu Daerah Aliran Sungai Cibeureum Gede dan merevitalisasi fungsi Situ Ciseupan di Taman Wisata Alam Gunung Papandayan.

Wilujeng Mang Ipin kerja keras yang telah dilakukan selama ini memang layak memperoleh penghargaan bergengsi dari Presiden RI.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *