Gapura Garut ,- Aksi penolakan pembangunan pabrik di wilayah Kampung Cijolang, Kecamatan Limbangan Kabupaten Garut, dilakukan warga bersama ribuan santri dari berbagai pondok pesantren diwilayah Limbangan serentak melantunkan shalawat nabi saat melakukan aksi tersebut.
“kami menolak dan meminta Pemda Garut membatalkan semua perizinan pabrik yang telah dilakukan,”kata Imran Abdul Razaq, Jumat (23/2/2018).
Imran menegaskan aksi penolakan yang dilakukan santri dan warga sekitar terkait akan dibangunnya pabrik bukan tanpa alasan karena Limbangan di sepanjang jalur utama lintas Selatan Jawa tersebut, sejak lama merupakan gudang pendidikan Islam berbasis pesantren tradisional.
“Kami tidak anti pabrik, tidak anti asing, tidak anti investor, tapi kami cinta NKRI, kami khawatir kawasan industri yang ditetapkan diwilayah Limbangan ini akan mengisik kultur pesantren atau agamis yang telah terbangun selama ini,” ujarnya.
Ia menyebut sejak lama wilayah Limbangan lebih cocok sebagai kawasan pertanian, peternakan hingga pusat pesantren.
“Lihat baru bergerak, 20 mobil saja sudah bikin macet, apalagi kalau kami turunkan massa lebih banyak lagi bakal macet total, kita bikin setress” papar dia.
Imran menuding, pemerintah Garut telah bermain mata dengan investor pabrik, sehingga seluruh perizinan dan analisis dampak lingkungan yang dibutuhkan pabrik telah keluar.
“Apabila sudah makukan perjanjian haram antara penguasa dengan pengusaha Garut tidak akan sejahtera,” papar dia.
Hal senada disampaikan Adang Hambali, salah satu alumni pondok pesantren Pulosari, Cijolang, Limbangan. Menurutnya pembangunan pabrik manufaktur di wilayahnya, akan mengganggu generasi yang akan datang.
“Ini musibah besar kalau tidak didengar, begitu pun kalau tidak dilakukan, bagimana nasib generasi mendatang,” kata dia.***TGM
