PERISTIWA

Kembali Tersangkut Aksi Bom, Kapolres Garut Pantau Intensif Dua Wilayah

Kapolres Garut AKBP Novri Turangga, foto dok

Gapura Garut ,- Secara intensif Polres Garut terus melakukan pemantauan didua kawasan diwilayah yang dianggap tumbuh subur upaya menyebarkan paham radikal.

Kapolres Garut AKBP Novri Turangga menyampaikan hal tersebut terkait peristiwa bom panci di Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung, dimana warga Garut kembali diduga menjadi pelakunya.

Agus Wiguna yang merupakan warga Kampung Cibeleuntuk, Desa Bojong, Kecamatan Bungbulang menjadi sorotan karena bom panci dikontrakannya meledak. Polres Garut pun memberi perhatian lebih terhadap warga Garut tersebut.

“Wilayah perkotaan dan selatan yang kami pantau. Sudah dideteksi dan terus dilakukan pendalaman. Kami juga tetap memantau wilayah lain,” kata Novri usai Upacara HUT Bhayangkara ke 71 di Mapolres Garut, Senin (10/7/2017).

Namun demikian Novri mengaku pihaknya sulit untuk mengetahui lokasi dan waktu jaringan tersebut melalukan aksinya. Paham mereka pada prinsipnya untuk meneror dan membentuk negara Islam.

“Untuk aksi kemarin di Bandung saya juga belum mendapat laporan. Soalnya yang menangani Densus,” ujarnya.

Novri menyebut Garut kembali menjadi perhatian karena sebelumnya warga Garut juga terlibat dalam aksi bom panci di Terminal Kampung Melayu, Jakarta. Meski berturut-turut, ia menegaskan jika kedua aksi bom panci yang melibatkan warga Garut tak memiliki hubungan.

“Akhir-akhir ini ada kejadian terorisme yang berasal dari Garut. Namun bukan berarti warga Garut banyak terorisnya. Cuma kebetulan saja secara berturut-turut dari Garut,” ucapnya.

Mengantisipasi aksi radikalisme, lanjut dia, pihaknya sudah merangkul semua elemen. Pasalnya permasalahan tersebut tak bisa diselesaikan oleh kepolisian saja.

“Kami sudah minta juga MUI untuk berperan memberikan paham-paham yang sesuai aturan agama,” ujarnya.

Selain memantau sejumlah kasus dugaan terorisme, tambah dia, pihaknya juga memantau warga Garut dengan kasus terorisme yang baru keluar dari lembaga permasyarakatan. Pihaknya ingin mengetahui warga tersebut sudah sadar atau belum saat kembali ke masyarakat.

“Ada juga para alumni dari Suriah yang kami pantau. Kami lakukan pemantauan gerak geriknya,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *