PERISTIWA

Antrian Kendaraan Besar Kembali Padati Ruas Jalan Arteri Purwakarta

Antrian kendaraan tampak dijalan arteri Kabupaten Purwakarta, foto Deni

Gapura Purwakarta ,-  Antrian kendaraan kembali terjadi dijalan arteri Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Iring-iringan kendaraan besar sejenis kontainer, tronton, truk dan bus “menumpuk” di raya Jalan Veteran.

Laju kendaraan dari arah Jakarta menuju Bandung harus terhenti, setelah keluar dari arah Gerbang Tol (GT) Sadang dan Cikopo antrian kendaraan tersebut kembali terjebak macet hingga berjam jam, Rabu (4/1/2017).

Doni (41), sopir truk jasa ekspedisi, menuturkan, sudah hampir tiga jam kendaraan terjebak macet di jalan Purwakarta. “Sekeluarnya GT Sadang laju kendaraan langsung tersendat. Dan, stag didepan kantor Golkar itu,” ujarnya.

Ia mengaku hendak mengantarkan barang ke Bandung. “Biasanya Jakarta Bandung ditempuh kurang 2 jam. Sudah tiga jam sekarang masih di Purwakarta,” keluh Doni.

Keluhan yang sama pun dilontarkan Asep sopir angkot Purwakarta. Pasalnya, macet menutupi jalanan yang menjadi jalur angkot seperti Jl Veteran, Jl Ibrahim Singadilaga dan Jl A Yani.

“Gagal narik sehari ini mah. Sudahlah mending dikasihin lagi nih mobil ke juragan angkot,” kesal Asep.

Asep tak mau menanggung resiko harus bayar setoran ke juragan angkot saat jalanan terkepung macet. “Moal bener maksakeun jalan ge (gak akan bener klo di paksakan juga red)” ujarnya menggerutu.

Asep menambahkan, kondisi macet di Purwakarta ini, dipastikan berlangsung selama tiga bulan kedepan, selama perbaikan Jembatan Cisomang. “Purwakarta terkena imbasnya. Karena Cipularang cuma bisa dilalui kendaraan gol 1, jadi kendaraan besar masuk jalur alteri Purwakarta,” jelasnya.

Dalam kemcetan ini, sejumlah polantas Polres Purwakarta terpantau, berjibaku mengatur arus disejumlah titik macet. Seperti diperempatan Jl Veteran Kebon Kolot dan di pertigaan Parcom di Jalan Ibrahim Singadilaga. Selain mengatur arus kendaraan imbas Cisomang, polisi juga kerja keras mengatur lalin untuk melayani pengendara pribumi (lokal).***Deni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *