PERISTIWA

Sebagian Warga Korban Banjir Garut Menolak Pindah Ke Rusunawa

Puing puing disalah satu lokasi banjir bandang Garut, foto dok
Puing puing disalah satu lokasi banjir bandang Garut, foto dok

Gapura Garut ,- Sejumlah warga korban banjir bandang Sungai Cimanuk yang kini tinggal sementara  di lokasi pengungsian tidak mau pindah ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Mereka tetap ingin tinggal di tempat semula, yakni di bantaran Sungai Cimanuk.  “Pami tea mah pamarentah keukeuh warga kedah ngalih, nya abdi oge siap (Kalau pemerintah tetap memaksa kami harus pindah saya siap-red). Mung ulah ka Rusunawa weh (tetapi jagan ke Rusunawa),” kata Han Han (38) salah seorang warga Kampung Kikisik, Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Jumat (7/10/16)

Han Han menyebutkan, banyak pertimbangan kalau harus pindah ke Rusunawa, di antaranya tak mampu untuk membayar uang sewa lantaran berpenghasilan rendah, masih punya anak kecil, dan harus adaptasi kembali dengan lingkungan.

“Gaduh murangkalih alit mah hariwang calik di bumi tingkat mah (Punya anak masih kecilmah khawatir tinggal dirumah bertintang-red). Abdi mah tetep hoyong didieu weh (saya tetap mau tinggal disini saja), da ieu mah bumi abdi aya seseratanana (da inimah rumah sya lengkap surat-suratnya resmi). Pami kedah ngalih nya ulah ka rusunawa atuh (kalaupun tetap harus pindah asal jangan ke Rusun),” Ungkap Han Han yang kini tinggal dilokasi pengungsian di gedung Islamic Center, Jalan Pramuka Kecamatan Garut Kota.

Ungkapan senada djuga disampaikan warga lainnya, Iyah (50). Dia yang kehilangan orang tuanya akibat terseret banjir bandang menyebutkan, lebih memilih sewa rumah yang berada di perkampungan biasa, daripada harus tinggal di rusunawa yang dinilainya asing bagi lingkungannya. Bahkan, mereka pun mengaku tak mampu untuk membayar uang sewa lantaran berpenghasilan rendah.

“Caroge abdi icalan emamen murangkalih di Indramayu (Suami saya hanya penjual makanan anak-anak di Indramayu). Penghasilanana oge teu sabaraha (penghasilannya tidak seberapa). Bumi hancur, ayeuna nyewa di Rengganis (rumah saya hancur sekarang sewa di daerah Rengganis),” kata Iyah warga Kampung Leuwidaun yang tinggal di bibir Sungai Cimanuk.

Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan menegaskan, Pemerintah berencana menjadikan bantaran sungai Cimanuk menjadi hutan kota. Sedangkan warga yang sebelumnya tinggal dikawasan itu akan dipindahkan ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

“Jadi begini, yang tinggal disana hanya sewa atau ngontrak akan kami pindahkan ke rusunawa. Sedangkan bagi mereka yang memiliki surat-surat rumahnya tapi tinggal di tempat berbahaya akan ditukar guling. Mereka tetap akan dipindahkan ke tempat lain,” Tegas Rudy kepada sejumlah wartawan

Rudy menyebutkan, pembangunan rusunawa yang semula akan dibangun di Desa Margawati, Kecamatan Garut Kota dipastikan akan dipindahkan ke Kelurahan Suci Kaler, Kecamatan Karangpawitan.

“Memang sebelumnya akan di Margawati, tetapi kortur tanahnya atau kemiringan tanahnya tidak memungkinan, sehingga dipindah ke kawasan Copong dekat rumah Pak Aceng Fikri (mantan bupati garut-red),”Ungkapnya.

Rudi menegaskan, bantaran sunga Cimanuk, sudah tidak bisa lagi untuk dijadikan tempat hunian warga. Karena dilokasi itu beresiko tinggi, tetapi kalau dijadikan hutan kota jelas akan terdapat serapan air.

“Jadi kami tegaskan di bantaran Sungai Cimanuk tidak boleh ada pemukiman, terlalu bahaya.” Tandasnya.***Yuyus

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *