PERISTIWA

Taggap Darurat Banjir Garut Ditambah, Pencarian Korban Hilang Belum Bertambah

puing puing reruntuhan sisa banjir bandang Garut, foto dok
puing puing reruntuhan sisa banjir bandang Garut, foto dok

Gapura Garut ,- Hari pertama tambahan masa tanggap darurat bencana banjir bandang Kabupaten Garut,  tim SAR gabungan dari Basarnas kembali  melakukan upaya pencarian korban diseputar kawasan Waduk Jadigede Kabupaten Sumedang.

Namun hingga Rabu (28/9/2016) petang Tim SAR Bandung belum menemukan kembali jasad  yang  selama ini disebutkan hilang akibat peristiwa  banjir bandang pada Selasa 20 September 2016 pekan lalu.

Humas dan Protokoler Basarnas Bandung, Joshua menyebutkan pencarian pada hari ke delapan masih belum membuahkan dan pihaknya terus mengintensifkan pencarian disekitar kawasan Waduk Jatigede.

Sedikitnya ada delapan alat berat diturunkan mulai excavator spider, kendaraan operasional hinga drone yang diterjunkan disejumlah lokasi banjir oleh Basarnas Pusat.

“Dalam operasi SAR yang dilakukan di Waduk Jatigede, tim SAR dari Basarnas Kansar Bandung diturunkan 22 orang dengan menggunakan 3 unit LCR. Tim lainnya dari relawan, Polri, BPLHD Jabar pun ikut terlibat menggunakan LCR hingga kayak untuk melakukan penyisiran di lokasi pencarian,” Sebut Joshua, kepada wartawan, Rabu (28/9/2016).

Menurutnya, sejak beberapa hari ke belakang pihaknya sengaja menurunkan drone tau pesawat tanpa awak untuk membantu pencarian melalui udara karena memiliki jarak tempuh terbang 16 hingga 25 kilometer. Diluar itu, ketinggian yang bisa dicapai oleh drone milik Basarnas Pusat ini mencapai 10 ribu kaki dan mampu mengangkat beban 50 kilogram.

“Drone yang kita gunakan ini dilengkapi dengan kamera untuk menyediakan visual agar memudahkan pencarian dan ground control station sebagai alat ini dengan menggunakan mode manual atau auto pilot sehingga bisa lebih memudahkan. Drone ini digerakkan dengan turbo jet engine untuk menggerakan sistem intermeshing rotor (2 baling baling) yang berputar berlawanan dengan konsumsi bahan bakar 13 liter per jam sehingga kami berharap adanya Drone ini bisa mempermudah pencarian yang efektif dan efisien,”Ungkapnya.

Dalam upaya pencarian tersebut lanjut Joshua pihaknya masih terkendala banyaknya tumpukan sampah di sekitar waduk Jatigede  sehingga cukup menyulitkan upaya pencarian korban.

Belum adanya Excavator apung sebagaimana sempat dijanjikan pihak terkiat membuat upaya pencarian menemui kendala serius sehingga terpaksa memaksimalkan pencarian lewat pantauan udara  menggunakan drone, perahu karet LCR, kayak dan pemantauan mata di sekitar waduk.

“Kita akan berupaya maksimal dalam melakukan pencarian korban yang hingga saat ini belum ditemukan dengan peralatan yang ada. Dan dengan belum danya hasil yang ditemukan hari ini jumlah jenazah yang sudah ditemukan hingga petang ini (kemarin) masih berjumlah 34 orang dan yang dinyatakan hilang 19 orang,” Ucapnya.

Sementara itu hingga Rabu (28/9/2016) ini baru  34 jenazah yang sudah berhasil ditemukan dengan dua jenazah diantaranya masih belum teridentifikasi.

Kedua jenazah tersebut dikabarkan telah dimakamkan karena karena meski sudah dilakukan test DNA, namun kondisinya tidak cukup memungkinkan karena alat pendingin yang berada di RSUD dr Slamet mengalami trouble pasca banjir. Kedua Jenazah tersebut  akhirnya dimakamkan di wilayah Margawati, Kecamatan Garut Kota..***Margogo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *