PERISTIWA

Perlakuan Satpam Pusat Perbelanjaan di Garut Lecehkan Kiai, Santrinya Marah

Gapura Garut ,- Sejumlah santri serta kalangan pondok pesantren dikecamatan Wanaraja dan Sucinaraja mengaku tersinggung menyusul perlakuan tidak menyenangkan yang dialami Kiyai Kharismatik Ajengan Iip (65) guru dipondok Pesantren Alfiyah Kampung Sadang, Desa Sadang Kecamatan Sucinaraja Kabupaten Garut.

Menurut Yudi Muhammad Aulia dari Pondok Pesantren Darussalam yang juga murid dari Ajengan Iip mengaku sangat kecewa dan terhina guru yang dihormatinya mendapatkan perlakukan tidak menyenagkan dari salah seorang Satpam Pusat perbelanjaan yang berada di Jalan Ciledug Pusat Kota Garut.

“Bagaimana kami tidak tersinggung, Guru kami Ajengan Iip yang sangat kami hargai masa dikira maling saat mau masuk ke Yoma padahal Ajengan memang mau belanja hanya karena membawa Kantong ukuran besar dipaksa Satpam tidak boleh masuk”, Kata Yudi kepad wartwan, Rabu (25/5/2016).

Yudi menjelaskan berdasarkan pengakuan Ajengan Iip, dirinya saat itu hendak berbelanja ke Yoma untuk membeli berbagai kebutuhan namun hanya karena membawa kantong ukuran besar satpam memaksa untuk menitipkan kantong tersebut.

“Ajengan memang tidak mau menitipkan Kantong yang dibawanya karena berisi uang dan barang berharga, seharusnya Satpam mengerti masa seorang Ajengan dengan tampilan seperti itu tidak mengenalinya”, Ungkapnya.

Sempat terjadi cekcok mulut antara Satpam dengan Ajengan Iip lanjut Yudi, dimana Ajengan Iip tetap bersikeras membawa Kantongnya kedalam toko,  namun Satpam juga bersikeras melarangnya.

“Ajengan merasa tersinggung seolah-olah disangka maling. Setelah ramai cekcok dan Ajengan berusaha menjelaskan akhirnya Satpam meminta maaf, namun perbuatan tersebut menyulut para santri murid Ajengan yang marah mendapati gurunya diperlakukan tidak baik didepan umum”, Paparnya.

Meski Ajengan Iip telah memaafkan perbuatan Satpam Yoma tersebut, namun para santri dan kalangan pondok pesantren di Wanaraja dan Sucinaraja meminta pihak Yoma meminta maaf secara resmi dan menyampaikannya juga kepada umum melalui media masa.

“Permintaan pihak kami tidak digubris oleh pihak Yoma, masa minta maaf dimedia tidak bersedia, padahal Yoma telah mempermalukan Guru kami didepan umum”, Tegas Yudi.

Yudi menegaskan jika pihak Yoma tetap tidak bersedia meminta maaf melalui media, para santri dan Komunitas Pesantren di Wanaraja dan Sucinaraja akan terus mempersolakan perbuatan Yoma tersebut.

Sementara itu hingga berita ini diturunkan wartawan belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak Yoma.***Bro

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *