PERISTIWA

PVMBG Telah Melakukan Penelitian Pergerakan Tanah di Garut

Foto retakan akibat pergerakan tanah, foto istimewa
Foto retakan akibat pergerakan tanah, foto istimewa

Gapura Garut ,- Terkait peristiwa pergeraan tanah di Desa Sindangsari Cisompet beberapa hari lalu yang sempat membuat warga setempat panik, kini telah dilakukan penelitian mendalam oleh Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Tim PVMBG diterjunkan ke lokasi pergerakan tanah tersebut untuk memastikan penyebab terjadinya  peristiwa pergerakan tanah tersebut.

“PVMBG cepat merespons komunikasi yang kami lakukan terkait peristiwa pergerakan tanah di Cisompet. Institusi pemerintah itu sudah menurunkan timnya dan bekerja di lokasi sejak Minggu (21/2/2016) kemarin,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Dadi Dzakaria, Senin (22/2/2016).

Menurut Dadi, tim tersebut akan bekerja kurang lebih selama tiga hari. Mereka akan meneliti dan mengevaluasi kejadian pergerakan tanah yang telah merusak berbagai infrastruktur di dua dusun Desa Sindangsari.

“Hasil penelitian dari tim PVMBG ini akan menjadi acuan kami dan pemerintah dalam menentukan langkah selanjutnya seperti apa. Penentuan keputusan itu memerlukan kajian ilmiah terlebih dahulu, untuk itulah mereka bekerja,” ujarnya.

Dengan demikian, tambah Dadi, BPBD Kabupaten Garut belum memutuskan apakah permukiman warga yang terdampak di Dusun Ciawi dan Lengkong akan direlokasi atau tidak. Meski begitu, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait untuk meminimalisir korban jiwa bila peristiiwa pergerakan tanah susulan terjadi.

“Kami tunggu dulu hasilnya bagaimana, biasanya tim PVMBG bekerja tiga hari setelah itu ada rekomendasinya. Untuk sementara ini, warga di kedua dusun Desa Sindangsari yang terdampak telah dipindahkan ke tempat aman,” ucapnya.

Dadi menyebut jumlah warga yang dipindahkan ke tempat penampungan sementara ini mencapai 91 kepala keluarga (KK) atau 278 jiwa. Mereka ditampung di tiga tempat wilayah Dusun Ciawi.

“Ratusan warga ini sudah ditampung sementara ke tiga titik, yaitu pada dua tenda pleton milik Dinsosnakertrans (Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigras) Garut, serta satu bangunan yang disediakan Pemerintah Desa Sindangsari,” sebutnya.

Adapun jumlah rumah rusak di Dusun Ciawi dan Lengkong adalah sebanyak 127 unit yang terdiri dari 43 rumah permanen dan 84 lainnya rumah panggung.

Kerusakan yang dialami rumah permanen yaitu mengalami retakan pada dinding dan lantai, sementara rumah panggung berubah posisi dan miring karena tanah di bawahnya ambles. Selain 127 unit rumah rusak, BPBD Garut pun menerima laporan sebanyak 200 unit rumah lainnya terancam.

“Ratusan rumah yang terancam itu dihuni oleh 282 KK atau 571 jiwa. Untuk warga yang ratusan rumahnya terancam ini sudah kami imbau agar meningkatkan kewaspadaan,” kata Dadi.

Sebelumnya, Kepala Desa Sindangsari Agus Susanto mengatakan, peristiwa pergerakan tanah di kedua dusun desanya itu setidaknya telah terjadi sejak pertengahan pekan lalu. Pergerakan tanah yang mengakibatkan retakan ini terjadi beberapa kali.

“Hujan yang terus menerus membuat tetakan tanah. Awalnya retakan terjadi di daerah perbukitan, tapi lama kelamaan retakannya mencapai permukiman penduduk dan merusak rumah warga,” imbuh Agus.

Ketua RW 04 Desa Sindangsari, Pendi, berharap pemerintah merelokasi permukiman warga yang terdampak. Harapan ini disebabkan karena warga khawatir terjadi pergerakan tanah susulan di tempat tinggal mereka.

“Warga khawatir ada pergerakan tanah susulan, kejadian pergerakan tanah itu seolah membuat permukiman kami tidak aman. Warga inginnya dipindah ke tempat yang tidak jauh dari permukiman saat ini,” tukas Pendi.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *