PERISTIWA

Ratusan Warga Buang Limbah Kulit di Gedung DPRD Garut

Warga Pengunjukrasa membentangkan spanduk protes limbah kulit, foto Kus
Warga Pengunjukrasa membentangkan spanduk protes limbah kulit, foto Kus

Gapura Garut ,- Ratusan warga dari tiga Kelurahan yaitu Kelurahan Ciwalen, Kota wetan dan Kelurahan Sukamentri kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat kembali mengelar aksi unjuk rasa ke gedung DPRD Garut.

Kedatangan ratusan warga tersebut menuntut agar pembuangan limbah penyamakan kulit dari sentra industri kulit Sukaregang yang selama ini dibuang langsung ke dalam sungai Ciwalen untuk segera dihentikan.

Aksi unjuk rasa warga ini merupakan aksi lanjutan setelah sebelumnya menggelar aksi yang sama ke pada unsur Muspika di Kecamatan Garut Kota, namun karena tak kunjung membuahkan hasil yang jelas dari pemerintahan setempat, maka para warga tersebut mendatangi DPRD Kabupaten Garut untuk mengadukan persoalan limbah yang dirasa banyak merugikan warga.

Sambil membawa berbagai atribut penolakan, ratusan warga ini juga membawa cairan limbah dan membuangannya dihalaman gedung DPRD Garut sebagai bentuk ungkapan kekecewaan atas lambannya respon pemerintah terhadap keluhan warga selama ini.

“Kami ingin agar pihak pemerintah di Kabupaten dan para wakli Rakyat di DPRD ikut merasakan bau dan dampak yang dirasakan warga selama ini akibat pembuangan limbah kulit seenaknya oleh para pengusaha setempat”, Kata Tati, salah seorang warga pendemo. Jumat (23/10/2015).

Menurutnya warga terpaksa melakukan aksi ini karena kesal terhadap ulah para pengusaha kulit kawasan sentra pengrajin kulit Sukaregang yang tidak memikirkan nasib dari warga yang terkena dampak pencemaran limbah kulit tersebut.

“kami sudah hilang kesabaran karena sudah berpuluh-puluh tahun para pengusaha kulit Sukaregang tidak pernah memikirkan nasib warga yang selama ini terkena danak limbah tersebut”, Ungkapnya.

Warga menuding Asosiasi Pengrajin Kulit Indonesia atau APKI sejauh ini tidak pernah peduli dengan kesehatan warga dan lingkungan terdampak, sehingga kondisi ini terus terjadi dan memancing kemarahan warga.***Fiat Futtaw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *