PERISTIWA

Balita Penderita Hydrocepalus Butuh Uluran Tangan Kita Semua

Balita Yusrista (1,5) saat digendong Ibu kandungnya, menderita Hydrocepalus butuh uluran tangan kita semua, foto Kus
Balita Yusrista (1,5) saat digendong Ibu kandungnya, menderita Hydrocepalus butuh uluran tangan kita semua, foto Kus

Gapura Garut ,- Menderita Hydrocepalus bukanlah keinginnya dan bukan pula keinginan orang tuanya, namun apa daya Yurista balita yang baru berumur  1,5 Tahun ini harus menjalani hari-hari dengan kondisi yang makin memprihatinkan.

Yurista adalah anak ke satu  dari pasangan Ani  ( 25) dan Hendar  ( 25 ) warga Kampung Radu,   RT/RW.  3/03 , Desa Karyajaya,  Kecamatan Bayongbong  Kabupaten Garut.

Pekerjaaan Hendar ayah balita tersebut hanyalah tukang baso tahu keliling dengan dagangan milik orang lain, tentu saja membuat penghasilan Hendar amat sangat tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari mereka, apalagi saat ini ditambah beban baru harus mengobati penderitaan anaknya yang divonis menderita Hydrocepalus.

Hendar bersama sang Istri dan anak semata wayangnya juga masih tinggal menumpang di rumah milik orang lain  yang juga kondisinya sudah cukup memperihatinkan. Rumah  yang terbuat dari bilik bambu berukuran kecil inipun kondisinya sudah bolong bolong serta bagian atapnya juga sudah mulai rusak.

Menurut Ani Ibu kandung  Yuriska, penderitaan anaknya yang didiagnosa Hydrocepalus sudah mulai diketahui sejak usia  3  bulan pasca kelahirannya. Sejak itu kapala Yuriska terus membesar sampai sekarang,  sementara badannya  semakin mengecil karena kurang asupan makanan yang cukup vitamin dan nutrisi.

“Sejak saat itu setiap malam anak saya  tidak bisa tidur, terus merengek  dan menangis mungkin karena menahan rasa sakit”, Kata Ani dengan nada pasrah saat dihubungi dirumahnya, Senin (5/10/2015).

Menurutnya, Yuriska  pernah dirawat di  RSUD Garut, namun  karena tidak ada peralatan yang cukup memadai  untuk penyakit tersebut terpaksa  dokter RSUD Garut  merujuknya ke RS Hasan Sadikin  Bandung menggunakan BPJS.

“dari RSU Garut kami dirujuk ke  RS Hasan Sadikin Bandung  dan hasil dari RSHS, Yurista harus berobat jalan, tapi kami tidak lanjut karena tidak ada biaya untuk ongkos bulak balik ke Bandungnya”, Ungkapnya.

Ani menambahkan jangankan untuk biaya mengantar anaknya bulak balik ke Bandung untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari pun masih susah karena mengandalkan penghasilan suaminya yang tidak besar.

Sementara itu Nanih  (41) Nenek dari Yurista  juga tidak dapat berbuat banyak, ia mengaku hanya bisa pasrah dengan keadaan sang cucu dengan kodisi yang dideritanya.

“Saya sedih dengan keadaan cucu saya itu, penghasilan ayahnya yang tidak menentu dan tidak seberapa, mereka tidak bisa melanjutkan berobat ke RS Hasan Sadikin Bandung”, Ungkapnya.

Nanih juga mengaku tidak memiliki banyak uang untuk membantu sang cucu karena kondisi kehidupannya juga tidak jauh berbeda dengan kondisi anaknya tersebut.

“Kami hanya bisa pasrah saja karena kondisi ekonomi kami yang sulit”,Ucapnya lirih

Untuk membantu kesedihan Yurista, redaksi memiliki nomor kontak atas nama Ani Ibu kandung Yurista dengan nomor kontak  0853 1500 3620  atau sumbangan bisa disampaikan langsung ke nomor rekening  BRI  415801021873532   atas nama Hendra ayah kandung dari Yusta.***Kus Kus Markuseu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *