PERISTIWA

Wartawan Banjar Sesalkan, Ungkapan Kepsek Bernada Melecehkan Profesi

FB_IMG_1442305563171
Gapura Kota Banjar , – Kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Banjar, Kota Banjar, Drs Zaenal Mutaqin diduga telah melecehkan profesi wartawan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Berdasarkan, informasi yang diterima Rabu (16/9/2015), bahwa pada Rabu, 9 September 2015 lalu  pihak sekolah MAN Banjar telah  menyelenggarakan pertemuan dengan para orang tua siswa kelas X Madrasah itu.

Dalam pertemuan tersebut, kepala sekolah MAN Zaenal Mutaqin mengatakan bahwa meskipun dana pendidikan sudah ada dana BOS, tetapi pihak sekolah masih memerlukan dana.

Jumlah dana yang kurang masih 90 juta rupiah untuk perbaikan WC, membuat tempat wudlu, membuat tralis besi jendela ruangan, dan pembelian 4 unit infocus. Dalam hal ini jumlah dana tersebut dibebankan kepada orang tua. Murid kelas X dengan biaya antara 750 ribu hingga 900 ribu rupiah.

Parahnya, kepala sekolah MAN tersebut  mengatakan didepan para orang tua murid bahwa “jika ada yang keberatan mohon jangan bilang ke wartawan atau LSM, mereka semua itu hanya “cakcak bodas” yang hanya bisa mencari keributan saja, dan tidak bisa mencari solusi, datanglah langsung ke saya secara kekeluargaan menghadap ke saya kalau ada orang tua murid tidak sanggup bayar,”ujar Zaenal Mutaqin dalam kutipan di dijejaring sosial facebook.

Atas pernyataan kepala sekolah MAN tersebut, tentunya hal ini membuat berang para awak media maupun LSM. Seperti yang diucapkan Yudi Rasdian selaku ketua Gabungan Wartawan Indonesia. Ia mengatakan sangat prihatin dengan ucapan oknum kepala sekolah tersebut.

“Wartawan itu bukan tukang cari keributan, namun malah justru meluruskan masalah yang ada, kalau memang dia (kepala sekolah) ada di jalur yang benar, kenapa mesti ribut jika didatangi wartawan,”Ungkap Yudi, Rabu (16/9/2015).

Hal yang sama pun diucapkan Yosef Trisna wartawan Metro tv. Dirinya sangat menyayangkan dengan pernyataan yang dilontarkan oleh kepala sekolah MAN tersebut. Ia pun menanyakan apa maksud dan tujuannya kepala sekolah mengatakan bahwa wartawan itu “cakcak bodas”.

“Profesi kami dilindungi oleh undang-undang, dan kami pun dalam menulis berita sesuai dengan kode etik jurnalistik, serta sesuai dengan fakta di lapangan, terus apa maksud dan tujuan kepala sekolah MAN tersebut mengucapkan seperti itu,”katanya.

Sementara itu Ketua Umum Organisasi Masyarakat Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) Deni Mulyadi mengatakan, apa yang diucapkan oleh kepala sekolah MAN tersebut sangatlah tidak etis, apalagi ia adalah orang yang berpendidikan.

“Sangat tidak etis lah, apa yang diucapkan dia (kepala sekolah), apalagi dia orang berpendidikan,”ujarnya.

Saat akan diklarifikasi ke sekolah oleh beberapa awak media dan LSM, kepala sekolah tersebut tidak ada di tempat.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *