Gapura Garut ,- Sudah hampir empat bulan ini, Cahyana ( 16) siswa SMK kelas III Ma’arif, warga Kampung Sodong Rt 1/11, Kelurahan Muara sanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, hanya bisa pasrah terbaring lemas karena kedua kakinya mendadak lumpuh usai mengikuti kegiatan olah raga disekolahnya.
Menurut Cahyana yang merupakan anak dari pasangan Ujun (40) dan Ilah (36) saat ditemui dirumahnya mengatakan, sebelum menderita lumpuh ia terakhir mengikuti kegiatan olah raga bersama teman-teman disekolah pada empat bulan lalu.
“Awalnya saya biasa saja berolahraga dilapang kerkhof, cuman setelah pulang kerumah seluruh persendian kaki terasa ngilu dan sakit-sakit sampai lemas”, Kata Cahyana didampingi Ilah (36) ibu kandungnya, Jumat (21/8/2015).
Cahyana mengaku sejak itulah dirinya tidak mampu lagi bangun dan berjalan karena kedua kakinya sakit saat hendak digerakan.
“Sampai sekarag saya cuma bisa terbaring ditempat tidur saja, segala keperluan harus dibantu sama orang lain”, Ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Cahyana kini tinggal bersama Ibunya menempati rumah kontrakan berukuran 3×5 meter dengan pekerjaan sang ibu sehari harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di salah satu komplek di Garut. Sementara pekerjaan Ujun sang ayah juga hanya pekerja serabutan dengan penghasilan paspasan dan tidak menentu.
Ilah membenarkan nasib malang yang menimpa anaknya, terjadi sejak empat bulan lalu tepatnya dua hari setelah pulang kegiatan olah raga disekolahnya ia langsung lumpuh.
“Dua hari setelah olah raga kaki anak saya tiba tiba tidak bisa digerakan karena sakit, kini kedua kakinya juga terlihat terus mengecil”, Ungkapnya.
Semenjak sakit dan tidak bisa bangun, Cahyana juga sudah tidak bisa lagi meneruskan sekolah, meski keinginan untuk bersekolah sangat besar.
“Keinginannya untuk sekolah masih sangat besar, namun mau bagaimana lagi sekarang sudah tidak bisa bangun karena umpuh total”, Ucap Ilah sambil menyeka air mata karena sedih dengan nasib anaknya.
Ilah mengatakan dirinya pernah membawa Cahyana ke Rumah sakit dr Slamet degan mengunakan kartu Jamkesmas hingga beberapa kali.
“menurut pemeriksaan pihak dirumah sakit, anak saya katanya menderita penyakit radang tulan dan harus dirawat, karena saya tidak punya biaya untuk menunggu selama dirawat terpaksa hanya bisa berobat jalan”, Ungkapnya.
Ilah menambahkan selama berobat jalan banyak resep obat dari dokter yang tidak bisa dibeli karena tidak punya uang untuk membelinya sebab tidak semua obat diklaim oleh Jamkesma.
“obat-obatan yang diberikan resepnya dari dokter banyak yang tidak bisa ditebus karena tidak ada uangnya”. kenangnya
Kini baik Cahyana maupun ibunya hanya bisa pasrah karena bingung untuk dapat berobat membutuhkan uang yang cukup sementara penghasilan mereka juga sangat tidak menentu.
“Saya hanya bisa berharap jika ada dermawan atau pihak pemerintah untuk dapat membantu biaya pengobatan anak saya untuk bisa kembali sembuh dan bersekolah sepeti biasanya”, Tuturnya sambil menangis.
Sementara itu,Ujun ayah kandung Cahyana juga mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk dapat mengobati anaknya karena sebagai buruh serabutan dirinya tidak memiliki banyak peghasilan.
“Jangankan untuk biasa berobat anak saya, untuk makan kami sehari-hari juga masih sangat kesulitan”, Ucapnya.
Ujun juga menyesalkan jika selama empat bulan anaknya terbaring sakit belum ada satupun pihak terkait baik dari pemeriintahan setempat maupun pihak sekolah yang menengoknya.
“Dari pihak sekolah juga belum pernah ada yang menengok kesini, padahal anak saya kan masih tercatat sebagai siswa SMK Ma’arif”, Sesalnya.***Kus Kus Markuseu