PERISTIWA

Duuh…Seorang Pemuda Tewas Saat Memetik Kelapa

kelapa maut

Gapura Garut ,- Emul (25), warga Kampung Pe’er, Desa Mekarsari, Kecamatan Cibalong, Garut, tewas menemui ajalnya saat memetik buah kepala di atas pohon kelapa setinggi tujuh meter milik tetangganya.

Pemuda yang sehari-hanrinya berprofesi sebagai pemetik kelapa tersebut, ditemukan rekan-rekannya sudah tidak bernyawa lagi tersangkut di atas salah satu pohon kelapa di Kampung Simpangsari, Desa Mekarsari, sekira pukul 13.30, WIB, Minggu (22/3/2015).

Belum diketahui pasti penyebab korban meninggal di atas pohon. Namun sejumlah rekannya sesama buruh pemetik buah kelapa, menuturkan Emul sempat mengeluh nyeri di bagian dada.

“Sebelum manjat pohon kelapa memang Emul sempat mengeluh sakit dibagian dadanya. Kami juga sudah mengingatkannya untuk tidak manjat lagi dan istirahat. Namun Emuk tetap memaksa alasannya tanggung tinggal satu pohon lagi”.” kata Lili (56), warga tetangga korban, Minggu (22/3/2015).

Sementara itu menurut Aep (54) rekan kerjanya Emul sesama pemetik kelapa mengatakan , sama sekali dirinya tidak menyangka Emul akan menemui ajalnya diatas pohon kelapa. Saat itu, setelah sempat mengeluhkan sakit di bagian dada, Emul kembali menaiki pohon, sementara ketiga rekannya yang lain melanjutkan tugasnya masing-masing, yaitu mengumpulkan ratusan buah kelapa yang sudah dipetik dan dihitung. Tak lama kemudian, mereka kaget setelah topi yang dipakai korban terjatuh.

“Kami kaget tiba-tiba melihat topi yang dikenakan Emul terjatuh, lebih kaget lagi saat melihat  ke arah atas (pohon). Emul sudah terlihat lemas. Seperti tersangkut. Kami panik semua. Seseorang diantara kami yang bernama Enur (35) mencoba naik dan melihat keadaannya. Saat di atas pohon, Enur mengira jika Emul pingsan. Dicoba disadarkan tapi tidak bangun-bangun. Kami pun langsung bersiap-siap melakukan upaya untuk mengevakuasinya,” Kata Aep menuturkan kejadian yang menimpa rekannya.

Kabarpun tersiar jika Emul tersangkut dipohon pingsang, sontak warga kampung terus berdatangan bermaksud membantu menurunkan korban. Proses evakuasi dari atas pohon berlangsung dramatis. Rekan-rekannya menggunakan tambang dan kain sarung untuk membawa Emul turun. Sementara ratusan warga terus berdatangan menyemut ingin menyaksikan dari dekat apa yang terjadi dengan Emul.

Aep menambahkan, untuk dapat menurunkan korban dari atas pohon kelapa, dirinya kembali menyuruh rekannya Enur  untuk naik lagi ke atas. Dengan menggunakan kain sarung dan tambang, tubuh Emul diikatkan dan digendung Enur dan turun perlahan-lahan menggunakan bantuan tambang besar.

“Enur  mengikat tubuh Emul  menggunakan kain sarung dan tambang. Di bawah, saya dan Ade (33) bersama warga lainnya bersiap-siap untuk menahan mereka. Pas sudah dibawa turun kemudian saya cek, tidak ada denyut nadi,” Tuturnya.

Tubuh Emul  kemudian dibawa rekan-rekannya ini ke rumah kerabatnya. Di rumah itu, mereka memanggil seorang mantri kesehatan untuk mengecek kembali keadaan korban.

“Kemudian mantri meminta kami semua membawa Emul ke rumah sakit (RSUD Pameungpeuk) untuk lebih pasti. Di sana pihak dokter memang menjelaskan bahwa Emul telah meninggal,” ucapnya.

Rekan kerja korban dan pihak keluarga merasa terpukul atas kejadian tersebut. Terlebih, Emul tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

“Kami semua tidak menyangka. Dia masih muda dan terlihat sehat-sehat saja. Ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa. Kami harus menerimanya. Jenazah Emul kemudian dimakamkan di TPU Kampung Pe’er,” tandasnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *