GAPURANA PERISTIWA

Ibu dan Anak Gadisnya Bertemu Saat Sama-sama Melayani Lelaki Hidung Belang

Ibu dan Anak saat mengadukan nasib ya di LSM Wisma Ciamis, Foto Dedi Kuswandi
Ibu dan Anak saat mengadukan nasib ya di LSM Wisma Ciamis, Foto Dedi Kuswandi

Gapura Ciamis ,- Entah sengaja atau secara kebetulan saja, ada sebuah cerita unik dibalik bertemunya seorang Ibu dan Anak gadisnya yang masih dibawah umur saat sama-sama berprofesi sebagai Penjaja Sek Komersial (PSK).

Berdasarkan penuturan MN (35) salah seorang Ibu muda yang mengaku terpaksa terjun ke dunia hitam lantaran himpitan ekonomi yang menuntutnya berbuat seperti itu. Alangkah terkejutnya MN, disebuah hotel di Ciamis pada suatu malam saat ia sedang melayani tamu seorang pria hidung belang, tiba-tiba gadis darah dagingnya juga didapati sama-sama sedang berkencan dengan salah seorang pria hidung belang.

“Saya kaget luar biasa jantung ini serasa mau copot saat melihat anak gadis saya juga menjalani profesi yang sama dengan saya tanpa diduga sama sekali karena anak saya memang masih sekolah”. Kata MN lirih saat mengisahkan perjalanan hidupnya.

Cerita miris tersebut diperoleh saat kedua perempuan yang merupakan Ibu dan Anak tersebut mendatangi sekretariat sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, wadah aspirasi masyarakat (LSM Wisma) dengan maksud ingin meminta bantuan melalui organisasi tesebut guna mecari solusi permasalahan kehidupan mereka yang mengkhawatirkan.

Menurut MN dirinya terjun ke lembah hitam tersebut semenjak bercerai dengan suaminya pada sekitar tahun 2013 silam.

“Sejak itu saya kebingunan bagaimana bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, saya dan anak-anak butuh biaya hidup sementara mantan suaminya bapaknya anak-anak tidak pernah datang atau memberi uang untuk biaya hidup mereka”. Ungkapnya sambil meneteskan air mata penuh penyesalan.

MN menambahkan anak gadisnya yang berinisial OK akhirnya erpaksa harus putus sekolah karena tidak lagi memiliki cukup biaya untuk sekolahnya.

“Saat anak saya berhenti sekolah baru kelas 2 SMP, kami tidak memiliki pilihan lain kecuali ia berhenti sekolah namun sama sekali saya juga tidak menyangka jika anak saya akhirnya mengikuti jejak saya sebagai pemuas nafsu hidung belang”. Paparnya sambil menangis segukan tidak kuat menahan kesedihan.

MN terpaksa banting tulang demi untuk mendpatkan uang agar dapat memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan membayar rumah kontrakannya.

“Saya tidak memiliki keahlian yang dapat diandalkan untuk mencari nafkah dan terpaksa masuk dunia malam juga karena diajak oleh temanya yang sudah biasa mangkal disekitar taman Raplesia dan tempat-tenpat lainya di Ciamis”. Imbuhnya.

Mn mulai merasa terpukul dan bingung karena belakangan semakin merasa tidak menentu semenjak pekerjaan yang semula ia rahasiahkan kepada anak gadisnya, ternyata malah diikuti padahal ia masih dibawah umur.

“Pokoknya perasaan saya hancur dan tidak karuh karuan harus berbuat apalagi dan mest seperti apa saya tidak bisa melihat anak gadis saya yang masih dibawah umur harus terjun kedunia malam seperti yang saya jalani, tolongin saya”. Ungkapnya lagi dihadapan para pengurus LSM Wisma Ciamis.

Kesadaran MN terhadapa resiko pekerjaan sebagai PSK membuat dirinya semakin terpukul dan menyadari karena sangat berbahaya rentan tertular penyakik HIV/ AID .

“Pokoknya saya ingin berhenti tolong saya carikan pekerjaan atau apapun yang dapat membuat saya hidup tenang dan normal lagi pak, saya kasihan anak gadis saya”. Ucapnya lirih.

Sejauh ini pihak LSM Wisma baru dapat menampung aspirasi dan keinginan MN dan anak gadisnya tersebut untuk kemudian dicarikan solusianya yang dapat merubah kehidupan malam mereka untuk kembali normal.***Dedi Kuswandi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *