PERISTIWA

Cuaca Garut Ekstrim, Warga Diimbau Lebih Waspada

cuaca ekstrim

Gapura Garut ,- Warga dihimbau untuk tetap waspada menyusul kondisi cuaca di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih terbilang ekstrim. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut menegaskan himbauan tersebut dalam berbagai kesempatan agar semua masyarakat di Garut terus meingkatkan kewaspadaanya.

Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut TB Agus Sofyan mengatakan, peralihan dari cuaca panas ke hujan atau sebaliknya dalam hitungan jam bisa tiba-tiba terjadi. Kondisi ini menjadikan kondisi tanah menjadi rawan terjadi longsor, begitu juga bangunan yang lama bisa tiba-tiba roboh atau amblas.

“Berbagai kemungkinan munculnya bencana secara tiba-tiba bisa saja terjadi pada cuaca ekstrim seperti sekarang ini. Hal ini harus terus diwaspadai untuk menghindari terjadinya hal yang tidak diharapkan,” kata Agus kemarin.

Dituturkan Agus, pada akhir Februari lalu, dua bencana terjadi di wilayah Kabupaten Garut akibat hujan deras yang terus mengguyur. Sebuah jembatan di Kecamatan Karangtengah amblas dan dua rumah terancam akibat diterjang longsor di Kecamatan Garut Kota.

Akibat amblasnya jembatan tersebut, tambah Agus, akses menuju perkampungan sempat tidak bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Peristiwa longsor pun sempat membuat pemilik rumah mengungsi karena takut terjadi longsor susulan.

“Dua peristiwa tersebut terjadi dalam satu hari yang sama di waktu yang berbeda, yaitu Sabtu 28 Februari 2015 malam. Untuk jembatan yang amblas terjadi di Kampung Jeungjing, Desa Cintamanik, Kecamatan Karangtengah. Sedangkan longor, terjadi di Kampung Cibeunying, Kelurahan Cimuncang, Kecamatan Garut Kota,” ujarnya.

Menurut Agus, akibat jembatan yang amblas, warga yang mengendari kendaraan roda dua ataupun empat sempat sama sekali tidak bisa melaluinya. Hal tersebut dikarenakan panjang jembatan yang amblas mencapai 8 meter dengan lebar 4 meter.

Sebagai langkah penanganan, ucapnya, BPBD langsung melakukan korrdinasi dengan Muspika setempat, Dinas Binamarga, dan Distarkim. Agar bisa dilalui, untuk sementara dibuat jembatan darurat dari bambu dan kayu.

“Sedangkan untuk bencana longsor, saat itu terjadi di halaman rumah milik Abong. Parahnya, longsor tersebut mampu menggeser dua rumah lainnya milik Anjas dan Gani yang letaknya berdekatan dengan rumah Abong. Longsor tersebut mengakibatkan rumah milik Abong dan Gani menjadi miring,” imbuhnya.

Pihak Muspika, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kelurahan, tambah dia, saat itu juga melakukan proses evakuasi penghuni rumah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *