PERISTIWA

Hati-Hati DBD Mulai Menyerang Warga di Garut

Ptugas Puskesmas Tarogong sedang memeriksa salah seorang pasien DBD, Jumat (23/1/2015).
Ptugas Puskesmas Tarogong sedang memeriksa salah seorang pasien DBD, Jumat (23/1/2015).

Gapura Garut ,- Akibat Kondisi cuaca yang sedang tidak menentu diperkirakan dalam beberapa bulan kedepan seluruh waga msyarakat harus tetap berhati-hati terberbagai hadap ancaman penyakit.

Jumlah warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Januari 2015 cukup tinggi. Dua kecamatan dari beberapa wilayah di Garut yang warganya terjangkit penyakit ini, adalah Kecamatan Tarogong Kidul dan Tarogong Kaler.

Di Puskesmas Tarogong, jumlah warga yang terkena DBD sejak awal Januari lalu tercatat sebanyak 29 orang. Mereka rata-rata terdiri dari kaum ibu, anak-anak, dan manula.

Saat ini, puskesmas masih melakukan perawatan terhadap 10 warga yang positif menderita DBD. Awalnya, warga menderita sakit panas, pilek, dan demam.

“Setelah diperiksa, hasil lab menunjukan warga terkena DBD setelah beberapa gejala tadi. Banyaknya jumlah warga yang terkena DBD itu umumnya disebabkan oleh faktor cuaca dan tidak sehatnya kondisi lingkungan. Hal tersebut menyebabkan perkembangan nyamuk penyebar DBD berkembang pesat dan menjangkiti manusia,” kata seorang petugas Puskesmas Tarogong, Tatang Sukmana, Jumat (23/1/2015).

Berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, jumlah penderita DBD selalu berdatangan dari Januari hingga Mei. Pada 2014 lalu, Puskesmas Tarogong setidaknya telah merawat pasien DBD sebanyak 101 orang.

“Cukup banyak memang tahun kemarin. Namun tidak ada laporan warga yang sampai meninggal dunia. Masyarakat seharusnya memerhatikan kebersihan lingkungan mereka tinggal. Musnahkan setiap tempat-tempat yang menjadi sarang nyamuk dengan cara mengubur dan memberi bubuk abate pada penampungan air. Hanya cara ini yang cukup ampuh menangani nyamuk penyebar DBD,” paparnya.

Sementara itu, seorang warga Kecamatan Tarogong Kidul, Agus, 44, menuturkan, anaknya telah dirawat di Puskesmas Tarogong sejak 10 hari yang lalu. Gejala DBD dirasakan anaknya yang berusia 10 tahun itu setelah pulang sekolah.

“Usai pulang sekolah, anak saya yang bernama Alfi ini panas dan demam. Setelah dibawa ke sini (puskesmas), dokter bilang anak saya terkena DBD. Sejak 10 hari lalu sampai sekarang Alfi saya tunggui di sini karena harus dirawat,” tuturnya.***Bro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *