PERISTIWA

Cuaca Buruk, Sepi Tangkapan, Nelayan Garut Selatan Beralih Profesi

Gambar nelayan mengarungi ombak tinggi, Foto Istmewa
Gambar nelayan mengarungi ombak tinggi, Foto Istmewa

Gapura Garut ,- Ratusan nelayan disepanjang pesisir pantai Garut Selatan, Jawa Barat  mengeluhkan sepinya tangkapan ikan dalam beberapa bulan terakhir ini. Tingginya gelombang air laut serta tiupan angin kencang merupakan salah satu penyebab para  nelayan Garut selatan untuk tidak turun melaut.

Menurut Deni, salah seorang nelayan Asal Kabupaten Pangandaran yang mencari keberuntungan diwilayah Pantai Garut Selatan mengungkapkan bahwa dirinya bersama ratusan rekan nelayan lainnya tidak bisa memaksakan diri untuk turun melaut ditengah kencangnya angin laut dan tingginya ombak belakangan ini.

“Jika dipaksakan melaut resikonya cukup tinggi, tangkapan belum tentu dapat banyak tapi kapal bisa saja terbalik karena tingginya gelombang pasang akibat tiupan  angin kencang itu”. Kata Deni saat ditemui, Senin (12/1/2015).

Deni menambahkan secara otomatis dengan banyaknya nelayan yang tidak melaut tersebut sangat  berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan yang menurun secara drastis.

“Menurunna hasil tangkapan ikan tersebut secara otomatis membuat penghasilan kami para nelayan sangat berkurang”, Ungkapnya.

Sejauh ini para nelayan di wilayah pesisir pantai Garut Selatan,  seperti di pantai Santolo Kecamatan Cikelet, dan Rancabuaya Kecamatan Caringin, belum mengetahui musim paceklik tangkapan ikan tersebut akan berakhir.

Sejumlah nelayan mengakui jika dalam kondisi normal saat angin bersahabat dengan para nelayan, hasil tangkapan ikan perharinya bisa mencapai 5 kwintal. Namun untuk saat ini hanya beberapa kilo saja.

“Untuk saat ini hasil tangkapan kami hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga saja”, Kata Lukaman salah seorang nelayan Pantai Santolo.

Lukman juga mengeluhkan kondisi peceklik yang dialami para nelayan saat ini benar-benar dirasakan sangat berat.

“Kadang untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari terpaksa diantara kami ada yang beralih profesi atau kerja serabutan”. Keluhnya.*** Irwan Rudiawan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *