PERISTIWA

Puluhan Warga Samarang Keracunan, Balita dan Ibu Hamil Turut jadi Korban

Petugas Puskesmas Sukakarya sedang menolong salah seorang korban keracunan yang masih balita, Kamis (8/1/2015), Foto jmb
Petugas Puskesmas Sukakarya sedang menolong salah seorang korban keracunan yang masih balita, Kamis (8/1/2015), Foto jmb

Gapura Garut ,- Hingga pukul 21.30 WIB Kamis (8/1/2015) malam tadi, puluhan warga Kampung Ciseke, Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, masih terus berdatangan meminta pertolongan medis akibat engalami keracunan. Sedikitnya tercatat sebanyak 30 orang warga menjadi korban dan  13 orang diantaranya merupakan anak-anak bahkan ada yang masih balita.

Mereka mengalami keracunan setelah menyantap hidangan dalam sebuah prosesi seserahan pernikahan salah satu warga di Desa Tanjungkarya, sekitar pukul 10.00 WIB. Rata-rata, warga mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, sakit perut, mencret hingga muntah-muntah pada pukul 13.00 WIB.

Seorang balita berusia tiga tahun, Muhammad Rifki, menjadi korban termuda dalam peristiwa keracunan massal ini. Ibunya, Lilis, 35, menuturkan anaknya tersebut hanya memakan air dari sayur dan capcay.

“Anak saya tidak memakan semua hidangan di hajatan karena sudah makan di rumah. Dia hanya makan air dari sayur saja, itu juga sambil menemani saya makan. Sementara saya makan dari mulai sayuran, capcay, kentang, dan sate ayam,” kata Lilis saat ditemui di Puskesmas Sukakarya, kemarin.

Berselang beberapa jam kemudian, Lilis dan anaknya tersebut mulai merasakan dampak dari makanan yang diduga terkontaminasi bakteri tersebut. Rasa mual, pusing, dan sakit perut mereka rasakan selepas Dzuhur.

“Anak rewel sementara saya pusing dan mencret, buang air terus. Awalnya saya tidak mengira bila kami ini menjadi korban keracunan. Saya sempat memeriksakan kondisi kami berdua ke bidan pada pukul 15.00 WIB. Bidan menyarankan agar kami meminum air gula merah. Namun saat di rumah, sekitar pukul 16.00 WIB, saya baru tahu bila tetangga lain yang juga datang ke hajatan merasa hal yang sama. Makanya kami bergegas datang ke sini sebelum Magrib,” ungkapnya.

Petugas medis Puskesmas Sukakarya, Opik Taufik Akbar, membenarkan bila semua warga yang menjadi korban keracunan mengalami gejala sama layaknya penderita keracunan. Beberapa diantaranya sempat dehidrasi karena terus mengeluarkan cairan.

“Tidak semua dehidrasi. Hanya sebagian saja. Korban pertama datang sekitar pukul 17.30 WIB. Jumlahnya terus bertambah kurang lebih hingga pukul 21.00 WIB,” katanya.

Pihak medis, tambah dia, memberikan obat anti pusing dan mual kepada seluruh warga yang menjadi korban keracunan. Bagi yang menderita dehidrasi diberi cairan infus.

“Sebagian besar yang menderita dehidrasi ini adalah anak-anak. Sementara orang dewasa kebanyakannya hanya mual pusing saja,” sebutnya.

Menurut Opik, dua orang dari ke-30 korban itu adalah ibu hamil. Keduanya adalah Inar, 18, dan Iim, 28.

“Alhamdulillah kondisi kandungannya baik. Namun kami harus pantau terus kondisi kesehatannya,” ucapnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah keperluan yang dibutuhkan oleh pihak puskesmas dalam menangani para korban keracunan di desa tersebut.

“Kami sudah menyiapkan tempat tidur darurat untuk dapat digunakan. Karena tempat tidur yang ada di puskesmas tidak cukup untuk menampungnya. Kami juga sudah koordinasi dengan Muspika Samarang dan Dinkes (Dinas Kesehatan) dalam masalah ini,” paparnya.

Peristiwa keracunan massal ini sendiri membuat seluruh ruangan Puskesmas Sukakarya penuh sesak. Karena tidak mampu menampung keseluruhan korban, sebagian diantaranya terpaksa dirawat di lorong puskesmas.

Terpisah, Kepala Seksi Pengamatan Penyakit Dinkes Garut, Ade Rohimat, mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel makanan yang diduga terkontaminasi bakteri dari pesta pernikahan tersebut. Sampel makanan ini rencananya akan diperiksa di laboratorium Bandung.

“Sampel makanannya akan dikirimkan ke laboratorium guna dilakukan pemeriksaan. Kami berharap semoga tidak ada korban tambahan akibat keracunan masal ini,” tukasnya.***ferdi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *