PERISTIWA

PMII Bersama Anshor Gruduk Polres dan Pendopo Kota Banjar

_DSC0313

Gapura Kota Banjar ,- Ratusan massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Banjar, Jawa Barat menggelar aksi demonstrasi dengan menggeruduk Mapolres serta  Pendopo Kota Banjar, Selasa (25/11/2014) Siang.

Menggunakan sekitar 5 unit Truk, Massa dari PMII dan GP Anshor ini memprotes tindakan yang dilakukan oknum aparat yang memukul salah seorang peserta aksi menentang kenaikan BBM beberapa waktu lalu.

untuk menyampaikan protesnya, massa mengontrog Mapolresta Banjar dan Markas Satpol PP Kota Banjar.

Menurut Koordinatornya,  aksi turun ke jalan ini merupakan bentuk perlawanan menyusul pada saat demo penolakan kenaikan BBM yang dilakukan aktifis PMII beberapa waktu lalu, ada satu anggota PMII yang terkena bogem mentah petugas keamanan.

Massa yang cukup banyak untuk itu, langsung merangsek memasuki halaman Mapolres di Jalan Siliwangi Kota Banjar. Pada saat itu beruntung polisi tak menghalangi dan membiarkan mereka masuk ke halaman kantornya.

Massa yang mengetahui polisi sudah menyiapkan pasukan dzikir dan asmaul husna, memilih menghentikan orasi. Mereka lantas duduk bersila dan melakukan istigosah atau doa bersama. Polisi yang dipimpin langsung oleh Kapolres AKBP Asep Saepudin menyambutnya dengan ikut doa bersama.

Ketegangan sempat terjadi ketika massa usai berdoa, namun Polisi tetap membacakan asmaul husna dengan pengeras suara yang berkekuatan lebih besar dari sound system yang dibawa demonstran. Tentunya hal tersebut  membuat para demonstran “heneg” dan protes, namun tak lama Polisi akhirnya mengalah. Massa dibiarkan menyampaikan orasinya.

“Kami mengutuk keras tindakan represif yang dilakukan polisi dan Satpol PP terhadap kami, dan itu mencerminkan sebagai arogansi aparat,” teriak Tsabit Andrea Habibi, Aktifis PMII.

Juru bicara aksi, Tsabit Andrea Habibi menegaskan aksi kekerasan aparat terhadap aktifis yang sedang menyampaikan aspirasinya jelas merupakan pelanggaran HAM yang tergolong berat. Sehingga pucuk pimpinan kedua institusi itu harus melakukan penindakan terhadap oknum aparat tersebut.

“Kami menuntut agar Kapolres meminta maaf atas apa yang telah dilakukan anak buahnya terhadap kami,” imbuh Tsabit.

Kapolres Banjar AKBP Asep Saepudin SIK saat diberi kesempatan untuk berbicara,  Dengan terbuka dia menyatakan permintaan maaf atas apa yang telah menimpa rekan-rekan aktifis PMII.

“Kami juga akan melakukan pemeriksaan internal terkait peristiwa itu. Walaupun sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi bawah anggota kami dengan sengaja melakukan penganiayaan,” katanya.

Selanjutnya massa bergerak menuju ke Pendopo kota Banjar dan markas Satpol PP Banjar. Disana banyak masyarakat yang sedang berkumpul di alun-alun menyaksikan langsung para demonstran berorasi.

Didepan Pendopo, para pendemo tersebut diterima langsung Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih , hal yang sama dilakukan Kapolres, Wali Kota juga menyatakan permintaan maaf secara terbuka.

“Saya selaku Kepala Daerah meminta maaf seandainya benar ada anggota Satpol PP yang memukul aktifis. Perlu saya jelaskan, bahwa ketika adik-adik dari PMII melakukan demo ke kantor Setda, saya memang sedang dinas ke luar kota, sehingga ketika itu tidak bisa menerima,” katanya.

Dia juga menegaskan akan melakukan pembinaan terhadap jajaran Satpol PP agar peristiwa semacam itu tidak terulang lagi.

Setelah puas menyampaikan aspirasinya, para demonstrans yang mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian itu akhirnya membubarkan diri dengan tertib.***Hermanto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *