Gapura Garut ,- Sejumlah Mahasiswa di Kabupaten Garut, Jawa Barat menggelar Aksi unjuk rasa penolakan kenaikan BBM yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo. Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) tersebut membalik-balikan sepeda motor sebagai bentuk aksi penolakan tersebut.
Aksi yang berlangsung di kawasan Simpang Lima Tarogong Kidul Garut tersebut sempat manrik perhatian para penggguna jalan yang secara kebetulan melintasi kawasan tersebut. Sejumlah petugas Kepolisian tampak mengawal berlangsungnya aksi mahasiswa GMNI ersebut agar tidak sampai mengganggu para pengguna Jalan.
Encep Koswara, koordinator aksi mahasiswa tersebut, menilai berbagai kartu yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai kompensasi kenaikan BBM bukanlah harapan baru.
“Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Kartu Keluarga Sehat, dan berbagai jenis kartu lainnya tidak jauh berbeda dengan masa kepemimpinan SBY sebelumnya. Tidak ada efek yang baik. Masyarakat sudah dibodohi dengan kartu,” katanya, Senin (17/11/2014).
Dia mengutip apa yang dikatakan pengamat politik ekonomi Ichsanuddin Noorsy, bahwa jika harga BBM bersubsidi harganya naik Rp1.000 per liter, maka nilai inflasi akan naik 1,43 persen. Persentase kemiskinan pun akan meningkat menjadi 0,41 persen.
“Apa jadinya bila BBM dinaikan sebesar Rp3.000 per liter. Bisa dibayangkan bagaimana inflasi dan kemiskinan yang terjadi nanti,” ujarnya.
Encep pun mengkritik kebijakan social map ala Presiden Joko Widodo. Kebijakan yang memasukan setiap warga miskin ke dalam daftar penerima kompensasi ini, tidak jauh berbeda dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari SBY.
“Kenaikan BBM dan adanya berbagai kartu dari pemerintah, sebenarnya secara tidak langsung telah menyengsarakan rakyat dan sangat jauh dari konsep Tri Sakti Jokowi itu sendiri,” ucapnya.
Sebelum membubarkan diri, para mahasiswa ini menyampaikan permintaannya kepada pimpinan DPRD Garut, agar seluruh wakil rakyat menolak rencana kenaikan harga BBM.***jmb
